Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keringat Berlebihan Pun Bisa Diatasi dengan Suntik Botox

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi keringat berlebih. shutterstock.com
Ilustrasi keringat berlebih. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu lalu, model Chrissy Teigen mengungkapkan bahwa ia menjalani prosedur suntik botox di ketiak, melalui akun Instagram-nya. Menurut istri penyanyi John Legend ini, suntik botox di ketiak itu adalah langkah terbaik yang pernah dilakukan.

Bagi mereka yang mengalami hiperhidrosis yaitu mengalami keringat berlebihan meski tidak kepanasan atau olahraga, dan mereka yang tidak ingin mengeluarkan keringat, suntik botox mungkin jadi pilihan terbaik. Namun, sebelum menjalaninya, penting untuk mengetahui informasi yang lengkap tentang hal tersebut.

Keringat yang berlebihan mungkin tidak ideal bagi kebanyakan orang, tetapi menurut Dr. Steve Fallek, dokter bedah plastik bersertifikat dan direktur medis di BeautyFix Med Spa, yang secara teratur merawat pasien dengan hiperhidrosis, sebenarnya kondisi ini cukup umum. "Diperkirakan 2 hingga 3 persen orang Amerika menderita keringat berlebih pada ketiak," katanya seperti dilansir dari laman Bustle.

Kondisi tersebut biasanya dimulai pada akhir masa remaja. Kondisi hiperhidrosis ini pun tidak selalu eseorang memiliki masalah medis yang mendasarinya, "Keringat ketiak yang berlebihan masih merupakan masalah yang signifikan bagi banyak orang," Dr. Joshua Zeichner, direktur penelitian kosmetik dan klinis dalam dermatologi di Rumah Sakit Mount Sinai. Sebagian besar efek samping yang dilihat Zeichner, karena jumlah keringat lebih dari rata-rata, biasanya mempengaruhi kepercayaan diri seseorang.

Cara yang telah lama digunakan untuk mencegah keringat berlebihan adalah dengan menggunakan anti perspiran. Namun kedua ahli kulit tersebut sepakat bahwa botox, yang disetujui oleh FDA untuk mengobati keringat pada tahun 2004, mungkin merupakan solusi jangka panjang yang lebih efektif.

"Biasanya sistem saraf mengaktifkan kelenjar keringat ketika suhu tubuh naik. Ketika Botox disuntikkan langsung ke area tubuh Anda yang biasanya berkeringat, saraf yang terlalu aktif pada dasarnya lumpuh," jelas Dr. Falek seraya melanjutkan hasilnya bisa dirasakan setelah 10 hari dan bertahan sekitar enam hingga delapan bulan. "Ketika saraf tidak bisa menandakan kelenjar keringat, Anda tidak berkeringat."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengenai prosedur itu sendiri, Dr. Zeichner mengatakan hanya perlu waktu sekitar 10 menit. Meski singkat bisa saja prosedurnya tidak nyaman, karena membutuhkan beberapa suntikan untuk memasukkan Botox. Untuk mengatasi ketidaknyamanan fisik, kedua dokter menggunakan obat baal pada pasien selama setidaknya 30 menit sebelum memulai perawatan.

Kemudian, kisi biasanya diletakkan di area ketiak yang menentukan titik-titik sementara di mana dokter akan menyuntikkan obat ke lapisan kulit pertama. Setelah prosedur selesai, pasien dapat kembali beraktivitas, tapi disarankan untuk konsultasi dua minggu setelah prosedur dilakukan.

Namun, jika suntik botox bukan pilihan Anda, ada solusi lain yang dapat membantu mengatasi hiperhidrosis. "Obat topikal baru bernama Qbrexza tersedia dari dokter kulit Anda," ujar Dr. Zeichner. "Ini adalah handuk untuk diseka di bawah lengan sekali sehari dan mengurangi jumlah keringat yang kamu hasilkan." Qbrexza bekerja dengan menggunakan larutan glikopirronium 2,4 persenuntuk menargetkan kelenjar keringat, sehingga mengurangi keringat ketiak yang berlebihan. Namun obat itu tidak akan sepenuhnya menghambat keringat. Sebab itu, Anda mungkin masih menggunakan dengan produk deodoran.

Tetapi dalam hal potensi efek samping dari Botox, Dr. Fallek mengatakan bahwa sementara kebanyakan orang menoleransi obat dengan baik. Untuk beberapa orang yang memiliki keringat yang signifikan, tidak akan menghilangkan semua keringat sekaligus. Bahkan tidak menyebabkan tubuh lebih banyak berkeringat di daerah lain untuk menebus kurangnya keringat yang berasal dari ketiak. Selain itu, Dr. Fallek tidak menyarankan bahwa siapa pun yang sedang hamil atau memiliki gangguan neuromuskuler harus menghindari pengobatan sama sekali. Meski hasilnya luar biasa, suntik botox untuk keringat bisa sangat mahal.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bagaimana Rasanya Hot Flashes dan Cara Mengatasinya?

6 hari lalu

Ilustrasi wanita berkeringat. Freepik.com/Cookie_studio
Bagaimana Rasanya Hot Flashes dan Cara Mengatasinya?

Hot flashes dialami sekitar 70 persen perempuan pada satu waktu di masa transisi menopause. Bagaimana rasanya dan cara mengatasi?


Tren Botox dan Filler Bisa Hambat Perjalanan di Bandara, Kok Bisa?

26 hari lalu

Ilustrasi turis atau wisatawan di bandara. (Pexel)
Tren Botox dan Filler Bisa Hambat Perjalanan di Bandara, Kok Bisa?

Botox dan filler membuat seseorang tertahan di bandara, bahkan ada yang harus membuat paspor baru.


Tren Botox Semakin Meningkat di Kalangan Anak Muda, Waspadai Risikonya

28 hari lalu

Ilustrasi botox. Freepix.com
Tren Botox Semakin Meningkat di Kalangan Anak Muda, Waspadai Risikonya

Botox saat ini sedang digemari oleh para gen z yang tidak percaya diri karena kerutan di wajah sehingga memilih botox sebagai jalan pintas.


Banyak Gen Z Keranjingan Botox, Dermatolog Sebut Kesalahan Besar

31 hari lalu

Ilustrasi suntik botox. shutterstock.com
Banyak Gen Z Keranjingan Botox, Dermatolog Sebut Kesalahan Besar

Dermatolog mengatakan secara umum Gen Z masih terlalu dini untuk terapi botox karena justru akan menyebabkan banyak masalah daripada solusi.


Mengapa Seseorang Bau Badan? Begini Penjelasan Ilmiahnya

40 hari lalu

Ilustrasi bau badan. shutterstock.com
Mengapa Seseorang Bau Badan? Begini Penjelasan Ilmiahnya

Berikut penjelasan ilmiah bagaimana seseorang mengalami bau badan.


Benarkah Pakai Parfum Saat Berkeringat Bikin Bau Ketiak Semakin Parah?

41 hari lalu

Ilustrasi mengenakan deodorant. Shutterstock.com
Benarkah Pakai Parfum Saat Berkeringat Bikin Bau Ketiak Semakin Parah?

Banyak yang berpikir untuk langsung menggunakan parfum ketika merasa dirinya bau ketiak. Namun cara ini ternyata membuat badan semakin bau.


Kenapa Bisa Bau Ketiak? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

41 hari lalu

Ilustrasi bau badan. shutterstock.com
Kenapa Bisa Bau Ketiak? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Bau ketiak bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Kenali penyebab dan cara mengatasinya agar selalu segar sepanjang hari.


6 Makanan yang Mempengaruhi Bau Badan

42 hari lalu

Ilustrasi wanita mencium bau badan. Freepik.com/Cookie_studio
6 Makanan yang Mempengaruhi Bau Badan

Makanan yang mempengaruhi bau badan mengandung asam sulfat tinggi.


Rajin Mandi dan Pakai Deodoran tapi Masih Bau Badan, Waktunya Periksa ke Dokter

43 hari lalu

Ilustrasi bau badan. shutterstock.com
Rajin Mandi dan Pakai Deodoran tapi Masih Bau Badan, Waktunya Periksa ke Dokter

Jika masih saja bau badan meski sudah menjaga kebersihan, bisa jadi itu sinyal masalah kesehatan di baliknya. Waktunya memeriksakan ke dokter.


5 Penyebab Bau Kaki dan Cara Mengatasinya

43 hari lalu

Ilustrasi kaki. Foto: Freepik.com/fabrikasimf
5 Penyebab Bau Kaki dan Cara Mengatasinya

Ada beberapa penyebab bau kaki, kebanyakan karena infeksi bakteri dan jamur. Berikut penyebab lainnya.