TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu lalu, model Chrissy Teigen mengungkapkan bahwa ia menjalani prosedur suntik botox di ketiak, melalui akun Instagram-nya. Menurut istri penyanyi John Legend ini, suntik botox di ketiak itu adalah langkah terbaik yang pernah dilakukan.
Bagi mereka yang mengalami hiperhidrosis yaitu mengalami keringat berlebihan meski tidak kepanasan atau olahraga, dan mereka yang tidak ingin mengeluarkan keringat, suntik botox mungkin jadi pilihan terbaik. Namun, sebelum menjalaninya, penting untuk mengetahui informasi yang lengkap tentang hal tersebut.
Keringat yang berlebihan mungkin tidak ideal bagi kebanyakan orang, tetapi menurut Dr. Steve Fallek, dokter bedah plastik bersertifikat dan direktur medis di BeautyFix Med Spa, yang secara teratur merawat pasien dengan hiperhidrosis, sebenarnya kondisi ini cukup umum. "Diperkirakan 2 hingga 3 persen orang Amerika menderita keringat berlebih pada ketiak," katanya seperti dilansir dari laman Bustle.
Kondisi tersebut biasanya dimulai pada akhir masa remaja. Kondisi hiperhidrosis ini pun tidak selalu eseorang memiliki masalah medis yang mendasarinya, "Keringat ketiak yang berlebihan masih merupakan masalah yang signifikan bagi banyak orang," Dr. Joshua Zeichner, direktur penelitian kosmetik dan klinis dalam dermatologi di Rumah Sakit Mount Sinai. Sebagian besar efek samping yang dilihat Zeichner, karena jumlah keringat lebih dari rata-rata, biasanya mempengaruhi kepercayaan diri seseorang.
Cara yang telah lama digunakan untuk mencegah keringat berlebihan adalah dengan menggunakan anti perspiran. Namun kedua ahli kulit tersebut sepakat bahwa botox, yang disetujui oleh FDA untuk mengobati keringat pada tahun 2004, mungkin merupakan solusi jangka panjang yang lebih efektif.
"Biasanya sistem saraf mengaktifkan kelenjar keringat ketika suhu tubuh naik. Ketika Botox disuntikkan langsung ke area tubuh Anda yang biasanya berkeringat, saraf yang terlalu aktif pada dasarnya lumpuh," jelas Dr. Falek seraya melanjutkan hasilnya bisa dirasakan setelah 10 hari dan bertahan sekitar enam hingga delapan bulan. "Ketika saraf tidak bisa menandakan kelenjar keringat, Anda tidak berkeringat."
Mengenai prosedur itu sendiri, Dr. Zeichner mengatakan hanya perlu waktu sekitar 10 menit. Meski singkat bisa saja prosedurnya tidak nyaman, karena membutuhkan beberapa suntikan untuk memasukkan Botox. Untuk mengatasi ketidaknyamanan fisik, kedua dokter menggunakan obat baal pada pasien selama setidaknya 30 menit sebelum memulai perawatan.
Kemudian, kisi biasanya diletakkan di area ketiak yang menentukan titik-titik sementara di mana dokter akan menyuntikkan obat ke lapisan kulit pertama. Setelah prosedur selesai, pasien dapat kembali beraktivitas, tapi disarankan untuk konsultasi dua minggu setelah prosedur dilakukan.
Namun, jika suntik botox bukan pilihan Anda, ada solusi lain yang dapat membantu mengatasi hiperhidrosis. "Obat topikal baru bernama Qbrexza tersedia dari dokter kulit Anda," ujar Dr. Zeichner. "Ini adalah handuk untuk diseka di bawah lengan sekali sehari dan mengurangi jumlah keringat yang kamu hasilkan." Qbrexza bekerja dengan menggunakan larutan glikopirronium 2,4 persenuntuk menargetkan kelenjar keringat, sehingga mengurangi keringat ketiak yang berlebihan. Namun obat itu tidak akan sepenuhnya menghambat keringat. Sebab itu, Anda mungkin masih menggunakan dengan produk deodoran.
Tetapi dalam hal potensi efek samping dari Botox, Dr. Fallek mengatakan bahwa sementara kebanyakan orang menoleransi obat dengan baik. Untuk beberapa orang yang memiliki keringat yang signifikan, tidak akan menghilangkan semua keringat sekaligus. Bahkan tidak menyebabkan tubuh lebih banyak berkeringat di daerah lain untuk menebus kurangnya keringat yang berasal dari ketiak. Selain itu, Dr. Fallek tidak menyarankan bahwa siapa pun yang sedang hamil atau memiliki gangguan neuromuskuler harus menghindari pengobatan sama sekali. Meski hasilnya luar biasa, suntik botox untuk keringat bisa sangat mahal.