TEMPO.CO, Jakarta - Serena Williams menghadapi banyak kritik tentang penampilannya di Prancis Terbuka tahun lalu. Ia mengenakan pakaian catsuit Nike saat bertanding melawan Kristyna Pliskova dari Czechia. Pakaian itu dirancang untuk menahan gumpalan darah yang dialami Williams yang saat itu baru melahirnya putrinya Alexis.
Baca juga: 4 Tips Parenting yang Paling Penting dari Serena Williams
Pilihan gaunnya menimbulkan reaksi negative. Federasi Tenis Prancis menganggap pakaian itu tidak menghormati permainan dan melanggar aturan berpakaian turnamen bahkan berujung pelarangan memakai catsuit dalam pertandingan selanjutnya. Namun, Serena Williams menanggapi dengan cara positif. Dia menganggap dirinya seperti seorang prajurit perempuan dan ratu dari Wakanda.
Petenis dunia asal AS, Serena Williams mengembalikan bola saat bertanding melawan petenis Rusia Vitalia Diatchenko dalam Turnamen Perancis Terbuka di Rolands Garros, Paris, Perancis, 27 Mei 2019. REUTERS/Vincent Kessler
Penampilan Serena Williams di Prancis Terbuka tahun ini juga mencuri perhatian. Ia mengenakan busana yang dirancang khusus oleh Virgil Abloh dari label Off-White dan Nike, saat melawan Vitalia Diatchenko dari Rusia. Ia mengenakan atasan dan rok, serta jubah ubah yang serasi dan dihiasi kata-kata Prancis untuk "Ibu, Juara, Ratu, Dewi. Kata-kata itu memperjuangkan pemberdayaan perempuan.
Serena Williams mengenakan busana rancangan Virgil Abloh di Prancis Terbuka. Instagram/@virgilabloh
Serena Williams mengatakan ini adalah kedua kalinya bekerja sama dengan Virgil Abloh, yang juga merancang pakaian kinerja untuknya di AS Terbuka. “Ada kata-kata di dalamnya dalam bahasa Prancis. Itu berbicara tentang saya menjadi seorang ibu dan saya menjadi seorang ratu, seperti semua wanita. Seorang juara. Ini penguatan positif bagi saya, dan saya agak suka itu,” ujarnya seperti dilansir dari laman Vogue. Serena Williams sekarang akan maju ke putaran kedua Prancis terbauka, publik tentu menantikan lebih banyak momen fashion di lapangan.