Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memahami Gangguan Kejiwaan FOMO, Cek Tandanya

image-gnews
Ilustrasi bermain sosial media di ponsel. Shutterstock.com
Ilustrasi bermain sosial media di ponsel. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Resah karena merasa kurang update gara-gara tidak online sehari atau sering bingung ingin mengunggah apa lagi di media sosial? Hal-hal semacam itu tampaknya wajar karena budaya bermedia sosial atau kebiasaan menggunakan internet yang sudah terlanjur melekat.

Padahal, jika perasaan ketinggalan berita atau tren terkini semakin sering kita rasakan, bisa jadi kita mulai terkena gejala FOMO atau Fear of Missing Out. Istilah FOMO pertama kali dikemukakan oleh seorang ilmuwan asal Inggris bernama dr. Andrew K. Przybylski.

Baca juga:
Penderita Gangguan Kejiwaan Juga Butuh Empati
Media Sosial Sebabkan Gangguan Mental, Jangan Kecanduan

Gangguan kejiwaan yang mendorong keinginan seseorang untuk mengikuti tren terkini secara berlebihan ini muncul seiring dengan tumbuhnya budaya online, terutama akibat gencarnya penggunaan media sosial.

Para remaja yang diklaim sebagai pengguna media sosial terbanyak, dianggap sangat rentan mengalami FOMO. Kenali tanda-tandanya.

#Tidak bisa lepas dari ponsel
Ada banyak hal yang membuat kita merasa khawatir berlebihan saat tidak memegang ponsel, seolah kita jadi ketinggalan banyak informasi atau berita terkini. Kita selalu butuh online, sering mengecek semua media sosial, hanya untuk mengetahui apa yang dilakukan orang-orang di sekitar. Parahnya lagi kita sampai tidak dapat mengatur waktu yang tepat untuk bermain gawai hanya karena perasaan takut kehilangan informasi.

#Terobsesi dengan unggahan orang lain
Rasa keingintahuan generasi milenial memang terfasilitasi lewat media daring. Sayangnya, tingkat rasa ingin tahu yang tinggi terhadap orang lain mendorong kita untuk mengintip media sosial mantan, teman, ataupun idola sehingga membuat terobsesi terhadap unggahan mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak jarang juga, kita memanfaatkan media sosial untuk bersaing akibat perasaan iri atau cemburu terhadap orang lain. Sebuah survei yang dipublikasikan dalam majalah Forbes menyebutkan bahwa sumber FOMO yang dialami seseorang dipicu ketidakpuasan terhadap hidupnya. Penderita FOMO bahkan sering berpikir apakah orang lain lebih bahagia dari dirinya.

Artikel lain:
Sering Berfoto Selfie? Hati-hati Terkena Gangguan Jiwa
Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental dengan Menjauhi Depresi

#Lebih peduli kehidupan di media sosial
Ilusi media sosial yang sebenarnya lebih sering menampakkan sisi kehidupan terbaik seseorang mendorong banyak orang untuk lebih peduli terhadap pencitraan dirinya di media sosial. Akibatnya, banyak yang mulai tidak peduli dengan kehidupan dan hubungan dengan orang lain di dunia nyata. Bahkan saat berkumpul dengan orang di lingkungan sebenarnya, kita justru lebih tertarik memantau perkembangan berita di media sosial.

Selain itu, ada dorongan untuk membuat tampak eksis. Seolah ada perasaan takut dianggap hilang jika tidak mengunggah sesuatu di media sosial. Parahnya lagi, jika sampai ada perasaan bahwa apa yang dikerjakan perlu diketahui oleh orang lain. Jika sudah begini, kita patut waspada.

TEEN

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

10 jam lalu

BRI Cari Talenta Terbaik dalam Rekrutmen Bersama BUMN 2022
Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

Ini yang harus diperhatikan dan dipantau saat ikut rekrutmen bersama BUMN.


Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

20 jam lalu

Ilustrasi wanita dengan lemari yang berantakan. shutterstock.com
Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.


Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

1 hari lalu

Ilustrasi anak bermain gawai (pixabay.com)
Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

Psikolog memberi saran pada orang tua kapan sebaiknya boleh memberi akses internet sendiri pada anak.


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

2 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

3 hari lalu

Ilustrasi bermain sosial media di ponsel. Shutterstock.com
Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

Orang sering menggunakan media sosial untuk memposting momen terbaiknya, membuat feed terlihat seperti highlight reel dari pengalaman keren.


Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

4 hari lalu

Massa dari berbagai Kelompok Pencinta Alam melakukan aksi damai untuk memperingatai Hari Bumi, di halaman gedung KPK, Jakarta, 22 April 2015. Dengan membawa spanduk raksasa yang berisi Petisi Kelestarian Bumi Indonesia dan dibubuhi ribuan tandatangan tersebut mereka mengingatkan bahwa Merusak Alam Itu Korupsi. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

Hari Bumi atau Earth Day pada 22 April dapat dirayakan dengan berbagai aktivitas termasuk meramaikan di media sosial lewat unggahan twibbon.


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

4 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

4 hari lalu

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.


25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

5 hari lalu

Raden Ajeng Kartini. Wikipedia/Tropenmuseum
25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita


CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

6 hari lalu

Logo twitter, facebook dan whatsapp. Istimewa
CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

Menelisik Motivasi di Balik Akun Medsos Penyebar Hoaks Melalui Transparansi Halaman