TEMPO.CO, Jakarta - Sejak kecil, orang tua selalu menasihati agar kita bisa menjadi seseorang yang jujur dan tak suka berbohong. Bukan hanya urusan moral, ternyata berbohong juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan otak dan tubuh.
Meskipun berbohong karena hal kecil atau karena terpaksa, setiap kebohongan memiliki efek pada otak. Apa saja itu?
Artikel terkait:
7 Alasan Pria Berbohong kepada Pasangan
Anak Suka Bohong, Ketahui Alasan dan Cara Mengatasinya
#Saat berbohong, otak akan langsung ikut terpengaruh
Banyak studi yang menyatakan bahwa kesehatan bisa terpengaruh karena sering berbohong. Pengaruhnya pun bukan yang positif tapi yang buruk. Seperti dikutip dari Lifehack, Arthur Markman, Ph.D menyatakan saat kita baru saja berbohong, tubuh akan melepas kortisol atau hormon yang dikeluarkan tubuh saat stres ke dalam otak. Setelah beberapa menit, ingatan akan mencoba mengingat kebohongan dan kebenaran sehingga otak akan cukup kesulitan mengambil keputusan dan akan membuatnya menjadi kemarahan.
#Ketika berbohong, stres pun meningkat
Setelah reaksi awal itulah kemudian kita mulai merasa khawatir dengan kebohongan yang telah kita ucapkan atau khawatir ketahuan karena berbohong. Untuk mengatasi perasaan tersebut maka kita akan menutupi kebohongan dan memperlakukan orang lain lebih baik dari biasanya.
Bisa juga sebaliknya, kita akan berpikir tidak bersalah karena berbohong sebab merekalah yang membuat terpaksa berbohong. Perbedaan pendapat dalam otak secara terus menerus ini bisa membuat stres hingga pada akhirnya kita akan merasa bersalah dan mengalami gangguan saat tidur.
Baca juga:
5 Tanda Seseorang Bohong Dilihat dari Ekspresi Wajahnya
9 Tanda Orang Sedang Berbohong
Tak berhenti di situ, dampak buruk bagi kesehatan karena berbohong pun masih akan bertambah. Tak hanya gangguan tidur, tekanan darah tinggi, sakit kepala dan punggung, kram, mual juga bisa kita alami karena stres yang diakibatkan oleh kebohongan.
Gangguan mental seperti kecemasan hingga depresi juga bisa kita alami karena berbohong. Jika sampai depresi maka tentu saja kita memerlukan pertolongan orang lain untuk mengatasinya sebab depresi tidak bisa dibiarkan karena bisa membahayakan.