Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gaya Hidup Tak Sehat Bikin Angka Penyakit Tak Menular Kian Tinggi

Reporter

image-gnews
ilustrasi diabetes (pixabay.com)
ilustrasi diabetes (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan telah menyelesaikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan secara terintegrasi dengan Susenas Maret (Badan Pusat Statistik). Terintegrasinya riset ini sangat penting karena memungkinkan anailisis yang lebih mendalam.

Pengumpulan data Riskesdas dilakukan pada 300.000 sampel rumah tangga dengan total 1,2 juta jiwa dan telah menghasilkan beragam data dan informasi yang memperlihatkan wajah kesehatan Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan, 2 November 2018, terlihat adanya penurunan stunting pada balita dari 37,2 persen (Riskesdas 2013) menjadi 30,8 persen (Riskesdas 2018).

Namun, di sisi lain obesitas pada orang dewasa terus melonjak dari 14,8 persen (Riskesdas 2013) menjadi 21,8 persen (Riskesdas 2018). Begitu pula dengan prevalensi penyakit tidak menular, seperti stroke, diabetes, hipertensi, dan gagal ginjal yang meningkat.

Artikel lain:
Kenali 6 Penyakit yang Sering Menyerang Wanita
Mager, Awas 3 Penyakit Ini Mengintai

Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan gaya hidup, antara lain merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur. Berikut data lengkap Riskesdas 2018.

#Status gizi
Riskesdas 2018 menunjukkan adanya perbaikan status gizi pada balita di Indonesia. Proporsi status gizi sangat pendek dan pendek turun dari 37.2 persen (Riskesdas 2013) menjadi 30,8 persen. Demikian juga proporsi status gizi buruk dan gizi kurang turun dari 19,6 persen (Riskesdas 2013) menjadi 17,7 persen.

Namun, yang perlu menjadi perhatian adalah adanya tren peningkatan proporsi obesitas pada orang dewasa sejak 2007 dari 10,5 persen (Riskesdas 2007), 14,8% (Riskesdas 2013), dan 21,8 persen (Riskesdas 2018).

#Kesehatan ibu
Kesehatan ibu di Indonesia juga membaik, terlihat dari meningkatnya proporsi pemeriksaan kehamilan dari 95,2 persen (Riskesdas 2013) menjadi 96,1 persen, proporsi pemeriksaan kehamilan (k1 ideal) dari 81,3 persen (Riskesdas 2013) menjadi 86 persen. Proporsi pemeriksaan kehamilan (k4) dari 70 persen (Riskesdas 2013) menjadi 74,1 persen, proporsi persalinan di fasilitas kesehatan dari 66,7 persen (Riskesdas 2013) menjadi 79,3 persen. Sama halnya dengan proporsi pelayanan kunjungan nifas lengkap yang meningkat dari 32,1 persen (Riskesdas 2013) menjadi 37 persen.

Ilustrasi stroke. dailymail.co.uk

#Kesehatan anak
Perlu menjadi perhatian adalah data cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak umur 12-23 bulan, Riskesdas 2018 menunjukkan cakupan imunisasi sebesar 57,9 persen. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan Riskesdas 2013 sebesar 59,2 persen. Adapun proporsi berat badan lahir <2500 gram (BBLR) sebesar 6,2 persen dan proporsi panjang badan lahir <48 cm sebesar 22,7 persen.

#Penyakit menular
Prevalensi penyakit menular seperti ISPA, malaria, dan diare pada balita mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2013. Prevalensi ISPA turun dari 13,8 persen menjadi 4,4 persen, malaria turun dari 1,4 persen menjadi 0,4 persen, sama halnya dengan diare pada balita juga turun dari 18,5 persen menjadi 12,3 persen.

Penting untuk diperhatikan adalah prevalensi TB Paru berdasarkan diagnosis dokter tidak mengalami pergeseran, yakni sebesar 0,4 persen dan prevalensi pneumonia yang naik dari 1,6 persen menjadi 2 persen.

#Penyakit tidak menular, kesehatan jiwa, dan kesehatan gigi mulut
Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013 antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Prevalensi kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 persen prevalensi strok naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen dan penyakit ginjal kronik naik dari 2 persen menjadi 3,8 persen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen. Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola hidup antara lain merokok. Konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur.

Sejak 2013 prevalensi merokok pada remaja (10-18 tahun) terus meningkat yaitu 7,2 persen (Riskesdas 2013) 8,8 persen (Sirkesnas 2016) dan 9,1 persen (Riskesdas 2018). Data proporsi konsumsi minuman beralkohol pun meningkat dari 3 persen menjadi 3.3 persen.

Demikian juga proporsi aktivitas fisik kurang juga naik dari 26,1 persen menjadi 33,5 persen dan 0,8 persen mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan. Hal lainnya adalah proporsi konsumsi buah dan sayur kurang pada penduduk masih sangat bermasalah yaitu sebesar 95,5 persen.

Peningkatan proporsi gangguan jiwa pada data yang didapatkan Riskesdas 2018 cukup signifikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013 naik dari 1,7 persen menjadi 7 persen. Untuk kesehatan gigi dan mulut, Riskesdas 2018 mencatat proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 57,6 persen dan yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 10,2 persen. Adapun proporsi perilaku menyikat gigi dengan benar sebesar 2,8 persen.

Ilustrasi wanita cedera otot. shutterstock.com

#Disabilitas dan cedera
Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi disabilitas pada umur 5-17 tahun sebesar 3,3% dan pada umur 18-59 tahun sebesar 22 persen. Pada umur 60 ke atas 2,6 persen mengalami disabilitas berat dan ketergantungan total. Terjadi penurunan cedera yang terjadi di jalan raya, yaitu dari 42,8 persen (Riskesdas 2013) menjadi 31,4 persen.

#Kesehatan lingkungan
Data kesehatan lingkungan terlihat dari pemakaian air per hari dan pengelolaan sampah, dibandingkan dengan Riskesdas 2013. Di rumah tangga pemakaian air < 20L per orang per hari turun dari 5 persen menjadi 2,2 persen. Untuk pengelolaan sampah rumah tangga yang mengelola dengan membakar sebesar 49,5 persen.

#Akses pelayanan kesehatan
Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi pengetahuan rumah tangga terhadap kemudahan akses ke rumah sakit sebagai berikut, mudah 37,1 persen, sulit 36,9 persen, dan sangat sulit 26 persen. Analisis dilihat dari jenis transportasi, waktu tempuh, dan biaya.

Artikel lain:
5 Penyakit Ini Lebih Sering Menyerang Wanita

#Pelayanan kesehatan tradisional
Pelayanan kesehatan tradisional Riskesdas 2018 dilihat dari pemanfaatan taman obat keluarga (toga), proporsinya sebesar 24,6 persen. Proporsi pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional sedikit meningkat, dari 30,4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 31,4 persen.

Data dan informasi hasil Riskesdas 2018 di atas adalah indikator Riskesdas yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Indikator yang dilakukan secara terintegrasi dengan Susenas akan dirilis bersama dengan Badan Pusat Statistik. Data-data ini bersifat deskriptif, sedangkan analisis lebih detil akan dilaporkan secara khusus. Hasil Riskesdas ini dapat diakses melalui www.litbang.kemkes.go.id.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

22 jam lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

1 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

2 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

2 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

3 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

4 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

5 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

6 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.