TEMPO.CO, Jakarta - Ratna Sarumpaet sempat mengaku dipukuli saat sedang di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 21 September 2018. Namun, kepolisian mengungkapkan bahwa Ratna ada di rumah sakit karena melakukan operasi kecantikan, bukan karena dipukuli. Ia pun telah mengakui kebohongannya. Ratna Sarumpaet mengatakan lebam di wajahnya sebenarnya adalah akibat dari operasi sedot lemak pipi.
Baca juga: Ratna Sarumpaet Bohong Telah Dianiaya, Ketahui Dampak Besarnya
Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia atau PERAPI, Irena Sakura Rini, ingin insiden ini cepat diselesaikan. Sebagai perwakilan dari perhimpunan, Irena juga ingin memberi edukasi pada masyarakat mengenai operasi plastik. “Mudah-mudahan keributan ini bisa selesai, sehingga profesi dokter bedah plastik bisa memberikan edukasi pada masyarakat,” jelas Irena Sakura Rini, di Klinik Beyoutiful, Jakarta Selatan, Rabu 3 Oktober 2018.
Sebagai seorang dokter spesialis bedah plastik, Irena ingin masyarakat tidak khawatir saat melakukan operasi plastik. “Kami ingin masyarakat awam lebih awam mengenai bedah plastik. Kalau bedah plastik bisa saja terjadi bengkak. Tidak hanya bedah plastik saja, cabut gigi saja bisa bengkak kok,” lanjut Irena.
Menurutnya, dokter bedah plastik yang kompeten pasti akan memberikan arahan dan bimbingan mengenai apa yang akan terjadi setelah operasi plastik. Pembengkakan pada wajah setelah operasi plastik adalah suatu hal yang normal dan tidak perlu ada ketakutan yang berlebihan. “Akhir-akhir ini ada banyak foto yang beredar membuat orang mempertanyakan bagaimana perbedaannya dipukul dengan dioperasi. Cukup aman kok bila dilakukan di bawah dokter kompeten,” kata Irena.
Artikel lain: Alasan Tompi Berani Mengatakan Kalau Ratna Sarumpaet Bohong