TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis gizi dari RSPI Pondok Indah, Jakarta, dr. Juwalita Surapsari, SpGK., mengingatkan stunting tidak hanya terjadi pada anak dari keluarga kurang mampu. Stunting juga bisa terjadi pada anak dari keluarga mampu karena lalainya orang tua dalam memperhatikan asupan nutrisi pada seribu hari pertama pertumbuhan.
“Orang tua harus jeli, kebutuhan nutrisi anak bukan hanya nutrisi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Ada kebutuhan nutrisi mikro yang meliputi vitamin dan mineral. Seringnya stunting disebabkan kekurangan zat besi dan seng,” ungkap Juwalita.
Baca juga:
Stunting Bisa Dicegah Setelah Bayi Lahir, Jangan Lewat 2 Tahun
Cegah Stunting, Kuncinya di 1000 Hari Pertama Kehidupan
Ahli Jelaskan Cara Tepat Menangani Bayi Stunting
Cegah Stunting, Penting bagi Orang Tua Pahami Kebutuhan Gizi Anak
Ketika anak memasuki masa MPASI, jangan lupa memberikan makanan yang mengandung nutrisi mikro, terutama zat besi dan seng, karena asupan zat besi dari ASI akan jauh berkurang setelah 6 bulan pertama.
“Sumber seng sendiri tidak harus berasal dari daging-dagingan merah yang notabene lebih mahal, tetapi bisa dari telur dan ikan, alternatif sumber seng yang murah dan mudah diperoleh. Ikan pun tidak perlu ikan-ikan mahal seperti salem atau tuna, tetapi bisa ikan kembung atau lele,” saran Juwalita.
Tidak kalah penting, orang tua harus selalu memonitor kurva pertumbuhan anak. Gunanya untuk membedakan apakah pertumbuhan anak minim akibat faktor genetis atau stunting.
“Ketika kurva pertumbuhan datar, tidak pernah naik, atau bahkan melintasi batas bawah, hati-hati, kemungkinan anak stunting,” papar Juwalita.