Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perawatan Paliatif Kanker: Bukan Menyembuhkan tapi Meringankan

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pasien kanker umumnya mengetahui penyakit tersebut pada stadium lanjut. Kondisi ini membuat angka kesembuhan dan harapan hidup pasien kanker tersebut lebih tipis dibanding pasien kanker yang sudah mengetahui penyakitnya sejak stadium dini. Dalam situasi ini, pasien kanker membutuhkan perawatan paliatif untuk membantu memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Baca juga:
6 Mitos Kanker Payudara yang Harus Diabaikan 

Dua Kanker Ini Paling Banyak Mengancam Wanita

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia atau YKI, Aru Wisaksono Sudoyo mengatakan perawatan paliatif dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan juga keluarganya yang berhadapan langsung dengan penyakit tersebut, baik secara fisik, psikososial ataupun spiritual. Perawatan paliatif diperlukan karena banyak rumah sakit di Indonesia yang masih fokus pada kesembuhan pasien secara medis, namun tidak memikirkan kualitas kehidupan pasien dan keluarganya.

"Perawatan paliatif ini belum banyak diketahui masyarakat," kata Aru Wisaksono Sudoyo saat diskusi Pengenalan Perawatan Paliatif dengan Cara Menyenangkan
untuk Survivor dan Pasien Kanker di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat 24 Agustus 2018. Berasal dari kata palliate, yang berarti mengurangi keparahan tanpa menghilangkan penyebab, perawatan palliatif adalah suatu cara untuk meringankan dan mengurangi penderitaan.

Perawatan ini telah menjadi bagian integral dari pendekatan terapeutik terhadap pasien tidak menular, seperti kanker. Perawatan paliatif juga tidak perlu dilakukan di rumah sakit, melainkan bisa dilakukan di rumah untuk memberi suasana yang lebih menyenangkan dan positif. Pasien bisa dikelilingi keluarga dan suasana rumah yang lebih nyaman ketimbang dikelilingi dinding rumah sakit dan peralatan medis.

(dari kiri) Adityawati Ganggaiswari (M. Biomed dari Yayasan Kanker Indonesia), Dr. Siti Annisa Nuhonni (Yayasan Kanker Indonesia), Dr. Nadia Ayu Mulansari (SpPD-KHOM), Prof. Aru Sudoyo (Ketua Umum YKI), Aryanti Baramuli (Koordinator 80 survivor kanker dari CICS, YKI dan Multiple Myeloma), dr. Maria A Witjaksono (Dokter paliatif), Dr Harlinda Haroen (SpPD KHOM) di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat 24 Agustus 2018. TEMPO | Astari P Sarosa

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang perlu diingat, menurut dokter Spesialis Penyakit Dalam ang juga Konsultan Hematologi-Onkologi Medik dari Perhompedin, Nadia Ayu Mulansari, perawatan paliatif ini bukan pengobatan untuk menyembuhkan melainkan untuk meringankan sebelum, saat dan setelah terapi. Mengenai metodenya, Nadia menjelaskan YKI sudah mengadakan program pembekalan perawatan paliatif agar dapat diterapkan di rumah.

Penerapan metode perawatan paliatif menjadi penting karena menurut data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, jumlah pasien kanker bertambah 7 juta orang setiap tahun. Dua per tiga dari angka itu adalah pasien dari negara-negara berkembang. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 kasus kanker baru per 100 ribu penduduk. Dengan sekitar 240 juta penduduk, maka Indonesia memilki 240 ribu pasien kanker baru setiap tahunnya.

ASTARI PINASTHIKA SAROSA 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

16 jam lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

18 jam lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

1 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

1 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

2 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

3 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

3 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

5 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

6 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.