TEMPO.CO, Jakarta - Tak ada orang tua yang mau punya anak yang suka membantah atau membangkang. Memiliki anak-anak yang keras kepala dan suka membantah adalah pekerjaan rumah yang berat buat orang tua, terutama ibu, yang biasanya lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak.
Selain suka melawan, mereka biasanya juga tak mau mendengar kata orang tua, kurang ajar, dan bersikap sesukanya sehingga membuat orang tua frustasi.
Buat orang tua, tak perlu melawan sikap anak itu dengan kekerasan juga. Para pakar menyarankan tips khusus, konsistensi, dan kesabaran untuk membesarkan anak pembantah itu.
Baca juga:
Tanpa Sadar Orang Tua Melakukan 4 Kebiasaan Buruk pada Anak
Hari Anak Nasional, Pilih Mainan Lokal Edukatif buat Anak
Musik Tingkatkan Konsentrasi Belajar pada Anak
8 Tanda Bayi Sudah Tumbuh Menjadi Balita
#Jangan membuat serbamudah
“Dalam berbagai hal, sebenarnya membesarkan anak yang luar biasa lebih sulit daripada membesarkan anak nakal,” kata Elaine Rose Glickman, penulis buku “Your Kid’s a Brat and It’s All Your Fault”, kepada Foxnews.
Baca Juga:
Bila orang tua selalu berusaha membuat hidup anak serbamudah dengan menuruti semua kemauannya dan berusaha membuat anak selalu bahagia, maka orang tua itu justru merusak anak.
#Beri batasan
Kebanyakan orang tua tak tahu bagaimana harus memberi batasan pada anak. Jadi, mereka sama sekali tidak memberikannya atau memaksakan untuk memberi batas tapi akhirnya justru “senjata makan tuan”.
Bila kita tak berusaha memberi batas, maka anak akan terus merongrong sampai mendapatkan apa yang ia mau. Ingatlah, memberi batasan bukan berarti bersikap keras atau sering menghukum, tapi dengan cara yang tetap menghargai anak.
#Fokus pada apa yang penting
Meski tak mencanangkan harapan berlebihan, kita juga harus menerapkan peraturan mengenai hal-hal yang tak bisa dinegosiasikan. Kita mungkin jengkel melihat anak tak pernah menaruh barang di tempat semestinya tapi menghormati orang lain tetap harus ia lakukan.
#Memahami perasaan anak
Setiap orang ingin perasaannya dipahami, begitu juga anak-anak. Saat anak merajuk, cobalah untuk mendengarkan apa yang ia mau dan pahami perasaannya. Namun, tetap pastikan anak juga sadar ia tak bisa mendapatkan semua yang ia mau.
Ilustrasi anak menutup telinga. shutterstock.com
#Jangan menyerah
Menghadapi anak yang terus melawan dan bertingkah semaunya memang berat. Tapi bila kita menyerah, ia bakal semakin merajalela. Lebih baik percaya diri pada apa yang kita lakukan dan apa yang ingin kita capai sebagai orang tua. Bila sikap kita teguh, anak akan menyadari ia tak bisa mendapatkan semua yang diinginkan, baik di rumah maupun di dunia nyata.
#Jadilah panutan
Bila kita sering bersikap temperamental, maka anak pun akan menirunya. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa emosi anak mengikuti orang tuanya,” ujar Dr. Laura Markham, seorang psikolog klinis di New York, Amerika Serikat.
#Bertindak cepat
Bertindak dengan cepat adalah cara ideal untuk menjaga tingkah laku standar. Contohnya, bila anak-anak bertengkar, orang tua segera jadi penengah, tak perlu menunggu lama.
#Tanamkan rasa bersyukur dan berbuat baik
Bila anak berbuat baik, misalnya membantu orang lain, berarti kita telah mengajarkan mereka perbuatan baik. Yang penting perbuatan baik itu dilakukan atas kesadaran anak, bukan paksaan. Ajarkan mereka, daripada membuang mainan yang sudah tak terpakai, lebih baik menyumbangkannya kepada yang membutuhkan.