TEMPO.CO, Jakarta - Young Lex salah satu penggemar Lisa BlackPink, anggota girl band Korea Selatan BlackPink. Dia melakukan unboxing album terbaru girl band tersebut. Kata-kata yang diucapkan dalam video tersebut menjadi sorotan publik. Pasalnya dia mengucapkan kata-kata yang tidak pantas.
Baca juga:
6 Fashion Lisa Blackpink Ini Nilainya sampai Rp 600 Juta
Jennie Blackpink Merasa Aneh Disebut Fashionista
Foto-foto buat (sensor), buat bahan (sensor), mana sih Neng Lisa, bikin album kayak gini juga ah, foto-foto," ucap Young Lex dalam video itu. Meski kata-kata tersebut disensor, netizen terutama Blink (sebutan penggemar Blackpink) bisa menangkap maksudnya. Pria berusia 26 tahun itu diketahui mengucapkan kata-kata yang menjadikan foto Lisa Blackpink sebagai bahan imajinasi seksual.
Menurut psikolog Kasandra Putranto, ini merupakan tanda anak muda di mana otak mereka masih belum berkembang secara maksimal. “Orang tidak bisa menjaga omongan di media sosial terkait karena tiga hal yaitu kematangan, pengendalian emosi dan keterampilan sosial,” ujar Kasandra kepada Tempo.co Selasa, 24 Juli 2018.
Album terbaru Blackpink yang dipamerkan Young Lex. Instagram
Kasandra menambahkan dari keterbatasan tiga hal itu membuat seseorang sangat tidak mampu menjaga lisannya, termasuk di media sosial. Di sisi lain dilanjutkan Kasandra, saat ini media sosial juga banyak dijadikan sarana untuk mengekspresikan diri, memperoleh informasi dan memperluas jaringan.
Artikel lain:
5 Artis Korea yang Bagikan Tips Kecantikan di Media Sosial
6 Artis Korea yang Berani Pamer Wajah Tanpa Makeup
Sedangkan menyinggung soal penggemar yang berbicara kasar tentang idolanya, Kasandra mengatakan harus dilakukan asesmen yang mendalam. Hal ini untuk mengetahui bagaimana psikologis dari penggemar tersebut. Dalam beberapa kasus, ada beberapa penggemar yang justru memanfaatkan idolanya untuk jalan pintas menjadi terkenal.
“Pada akhirnya prestasi tidak menarik lagi. Mereka lebih tertarik pada hal-hal yang sifatnya kontroversial negatif. Semakin negatif, semakin cepat tersebar dibandingkan informasi yang positif,” ujarnya.
YATTI FEBRI NINGSIH