TEMPO.CO, Jakarta - Selebriti sering menghadapi haters, terutama di media sosial. Sebagai seorang selebriti, menghadapi haters memang telah menjadi bagian dari risiko pekerjaan. Meski kadang para selebriti tidak menggubris haters yang mengganggu, reaksi bisa datang dari keluarganya.
Seperti yang dilakukan Ummi Kulsum terhadap haters yang mengubah wajah putrinya, Ayu Ting Ting menjadi monyet. Dia pun berhasil menciduk haters tersebut agar haters lain belajar dan berpikir sebelum melakukan hal-hal yang merugikan orang lain.
Baca juga:
Penampilan Ayu Ting Ting Pakai Busana Sama dengan Kate Middleton
Baju Lebaran Ayu Ting Ting Diprotes, Ini Lho Sebabnya
Psikolog Klinik Medifa, Rena Masri, menjelaskan ada beberapa hal yang mempengaruhi mengapa seseorang bisa menjadi haters.
#Lingkungan
Di media sosial, kita melihat berbagai macam hal dari seluruh dunia. Saat kita melihat banyak orang memberikan komentar negatif terhadap sesuatu, banyak yang merasa tergerak untuk ikut memberikan komentar negatif. “Walaupun mungkin sebenarnya kita tidak kenal dengan seseorang yang mem-posting tersebut. Tapi karena terpengaruh oleh lingkungan, akhirnya kita ikut menjelek jelekkan atau meledek orang yang bersangkutan,” jelas Rena Masri kepada Tempo, Selasa 26 Juni 2018.
#Iri atau sirik
Sangat mudah untuk merasa iri dan sirik di media sosial. Terutama saat melihat selebriti atau orang-orang terkenal yang memiliki kehidupan yang terlihat sangat mewah dan penuh aktivitas menyenangkan. Orang yang merasa tidak bisa menjadi seperti orang-orang yang mereka lihat di media sosial atau tidak bisa memiliki barang-barang seperti orang-orang tersebut akan merasa iri.
“Timbul rasa iri yang akhirnya dikeluarkan melalui kata kata dan kalimat kalimat yang tidak menyenangkan. Atau bahkan dengan memutar balikkan keadaan, misalnya dengan menjelekkan barang tertentu yang dipakai oleh seseorang,” lanjut Rena.
Baca juga:
Strategi Ayu Ting Ting agar Bisa Meluangkan Waktu buat Anak
10 Perempuan Termashyur Indonesia, Cuma Ayu Ting Ting yang Artis
#Cari perhatian
Salah satu alasan paling sederhana para haters adalah banyak yang cari perhatian. Mereka ingin mendapat perhatian orang lain, karena itu mengeluarkan komentar yang mereka rasa akan dapat reaksi dari orang lain. Banyak yang merasa kalau melontarkan ejekan atau komentar negatif, akan banyak orang yang bereaksi terhadap komentarnya.
#Tidak percaya diri
“Karena merasa rendah diri, misalnya karena ia tidak sekaya temannya, akhirnya ia menjelek-jelekkan temannya dengan memberikan asumsi-asumsi yang negatif,” ujar Rena. Seperti mempertanyakan dari mana kekayaan orang tersebut, dan langsung asumsi hal-hal buruk karena rasa tidak percaya diri mengenai kekayaan sendiri.