Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kiat Orang Tua Menghadapi Anak yang Stres Menjelang Ujian

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Ujian Nasional Berbasis Komputer tingkat SMA. ANTARA/Wahyu Putro
Ilustrasi Ujian Nasional Berbasis Komputer tingkat SMA. ANTARA/Wahyu Putro
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seperti yang terjadi setiap tahunnya, menjelang Ujian Akhir Nasional atau ujian lainnya, ketegangan dan stres sering menyerang para siswa, termasuk juga orang tua yang anaknya akan menjalani ujian. Tak sedikit siswa yang tiba-tiba jatuh sakit menjelang ujian tiba atau bahkan menjadi sulit berpikir, padahal sebelumnya dia merasa mampu menjawab semua soal dalam ujian yang diberikan.

Bukan hanya anak-anak, orang tua juga cenderung merasakan panasnya suasana menjelang ujian anak-anak. Pada gilirannya, mereka menekan anak-anak untuk bekerja lebih keras demi mendapatkan angka yang bagus.

Tetapi, sebagai siswa dan orang tua, Anda harus ingat bahwa stres adalah bagian alami dari kehidupan dan Anda harus menghadapinya pada titik tertentu atau yang lain. Daripada menyerah pada stres, Anda harus mencoba menggunakannya sebagai bahan bakar untuk membantu berusaha lebih keras untuk berhasil dan mencapai tujuan.

Sebelum dapat menentukan cara-cara mengurangi stres jelang ujian, Anda harus mencari tahu apa yang menyebabkan begitu banyak stres. Setelah itu ditentukan, Anda dapat dengan mudah mencari cara untuk mengurangi stres.

Penyebab stres yang paling umum jelang ujian

#Kurangnya motivasi
Karena beragam alasan, seorang siswa mungkin tidak merasakan motivasi untuk belajar atau keinginan untuk berhasil. Ini bisa disebabkan oleh beberapa masalah pribadi atau dia mungkin memiliki masalah di rumah yang mengurangi tingkat motivasinya.

#Tidak ada persiapan atau perencanaan
Ketika menghadapi ujian, seorang anak harus selalu merencanakan bagaimana menghadapi berbagai subyek. Selain menetapkan rencana studi, durasi belajar untuk setiap mata pelajaran juga harus ditetapkan jauh sebelum tanggal ujian tiba. Jika anak belum memiliki rencana untuk persiapan di tempat, ia akan menderita stres yang ekstrem ketika hari ujian semakin dekat.

#Target yang sangat tinggi
Mungkin tidak ada satu pun teman atau anggota keluarga yang tidak bertanya kepada anak apakah dia belajar dengan baik atau tidak. Mereka bahkan mungkin lebih jauh menanyakan detail rencana studinya. Mereka mengatakan kepadanya bahwa mereka memiliki harapan yang sangat tinggi darinya. Perilaku semacam ini menyebabkan stres yang tidak semestinya dalam pikiran anak-anak.

#Kompetisi
Kompetisi selalu sangat tinggi ketika ujian. Dari jumlah lembar tambahan yang digunakan selama ujian hingga nilai yang mereka peroleh, anak-anak dihadapkan pada persaingan konstan. Kompetisi ini akan mendorong anak untuk melampaui kemampuannya tetapi juga dapat menyebabkan stres.

Tanda-tanda Stres Yang Perlu Anda Waspadai

#Selalu khawatir
Seorang anak yang berada di bawah tekanan ujian akan terus khawatir. Jika Anda melihat anak peduli tentang ujian dan bagaimana hal itu akan mempengaruhi masa depan mereka sepanjang waktu, sekarang saatnya untuk melakukan sesuatu.

#Selalu tegang
Jika anak tampak tegang sepanjang waktu, kemungkinan besar itu disebabkan oleh stres

#Sakit perut dan sakit kepala
Tubuh dan pikiran anak tidak dilengkapi dengan baik untuk menghadapi tekanan yang ekstrem. Jika terlalu banyak tekanan terus-menerus, itu akan dimanifestasikan sebagai penyakit fisik dan ketidaknyamanan seperti sakit perut dan sakit kepala.

#Tidur tidak nyenyak
Jika memperhatikan anak belum tidur nyenyak di malam hari, Anda harus bertanya pada diri sendiri apakah itu karena stres. Jika anak tidak cukup tidur, itu akan mempengaruhi studinya, mendorongnya lebih jauh ke dalam stres dan ketegangan.

#Iritasi
Seringkali, stres muncul sebagai iritasi terhadap orang lain. Jika anak yang biasanya baik dan penuh kasih telah memaki Anda atau bersikap kasar kepada saudara-saudaranya belakangan ini, Anda harus tahu bahwa itu adalah karena tekanan.

#Perubahan nafsu makan
Ketika sedang tertekan, nafsu makan adalah salah satu hal pertama yang terpengaruh. Beberapa anak menanggapi stres dengan perasaan tidak enak pada makanan. Ada orang lain yang merasa sangat lapar di bawah tekanan juga. Kedua perubahan perilaku ini tidak sehat dan harus diperiksa segera setelah diketahui.

#Hilangnya minat berktivitas
Anak-anak memiliki satu kegiatan yang mereka sukai, bisa berupa permainan video, musik, seni dan kerajinan tangan, atau apa pun yang benar-benar mereka sukai. Jika memperhatikan bahwa anak tidak terlibat dalam kegiatan yang ia sukai lagi atau tidak menikmatinya seperti sebelumnya, Anda harus menyadari bahwa ada sesuatu yang salah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

#Selalu negatif dan suasana buruk
Jika anak tiba-tiba menunjukkan pandangan negatif terhadap dunia dan tampaknya selalu dalam suasana hati yang buruk, itu bisa jadi karena tekanan semakin meluas kepadanya.

Artikel lain:
Anak Senang Menyusun Benda, Belum Tentu Gejala Autisme
Anak Suka Mengurutkan Benda, Jangan Panik Dulu. Simak Kata Pakar
Ajarkan Anak Mandiri sejak Kecil, Stop Ketergantungan pada ART

Cara Membantu Anak-Anak Anda Saat Mereka Mempersiapkan Ujian

#Pastikan anak makan yang sehat
Seperti disebutkan sebelumnya, nafsu makan adalah salah satu hal pertama yang dipengaruhi oleh stres dan ketegangan. Anak mungkin menghindari makan sama sekali atau Anda mungkin menemukan dia sering makan junk food. Salah satu dari kebiasaan ini tidak baik untuk anak.

Jika anak menolak untuk makan, pastikan membujuknya untuk makan dengan jumlah makanan yang sesuai. Jika anak mengoknsumsi banyak junk food, pastikan untuk membuang semua makanan sampah dari rumah. Sebagai gantinya, berikan anak camilan sehat seperti buah dan sayuran. Ingat, kelebihan soda, cokelat, manisan, dan makanan cepat saji akan meningkatkan iritabilitas dan kemurungan anak.

#Terapkan waktu tidur yang benar
Anak pasti sudah mempersiapkan ujian ini untuk waktu yang lama. Jadi, belajar semalaman di hari sebelum ujian tidak akan berguna bagi mereka. Menghabiskan malam untuk tidur yang nyenyak akan jauh lebih bermanfaat. Mereka tidak akan stres keesokan harinya dan memiliki pikiran yang jelas dan siap untuk menghadapi ujian.

#Mengutamakan yang penting
Ketika anak menjalani ujian, beberapa hal harus disisihkan. Jangan khawatir tentang tugas-tugas di sekitar rumah yang perlu dilakukan atau pertemuan masyarakat yang harus dihadiri. Ujian akan segera berakhir dan kemudian Anda dapat kembali tenang juga.

#Bantu mereka bila membutuhkan
Tanyakan kepada anak apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu mereka. Anda dapat melakukan bagian Anda dengan mengubah rumah menjadi lingkungan belajar yang baik. Dapatkan tabel waktu belajar mereka dan atur kertas ujian yang dapat mereka pecahkan. Lakukan ini hanya jika anak membutuhkan dan meminta Anda untuk melakukannya. Motivasi anak dan biarkan dia tahu bahwa Anda selalu ada untuk membantunya dengan cara apa pun yang dibutuhkan.

#Bicara kepada mereka tentang stres
Jika merasa bahwa anak tidak dapat mengatasi stres dengan baik, luangkan waktu untuk berbicara dengannya tentang hal itu. Bantu dia merasa nyaman dengan membiasakan diri dengan hal-hal yang akan terjadi saat ujian. Salah satu hal yang dapat Anda lakukan adalah membawanya ke ruang ujian. Beri dia kertas pertanyaan dari beberapa tahun terakhir untuk dipecahkan, yang akan membantunya merasa percaya diri untuk menghadapi ujian.

#Meminta mereka berolahraga
Kebanyakan orang tua membatasi waktu untuk permainan dan latihan fisik selama waktu ujian. Sebaliknya, dorong anak untuk bermain di luar selama satu jam setiap hari. Minta dia untuk melakukan kegiatan seperti berlari, joging, berenang, atau aktivitas fisik apa pun yang dia sukai. Melakukan hal itu akan membantu menghidupkan kembali tekanan dan dia akan memiliki kepala yang jernih ketika kembali belajar.

#Tidak menambah tekanan
Sebagian besar tekanan ujian diendapkan di rumah. Secara sadar atau tidak sadar, orang tua cenderung menaruh banyak tekanan pada anak-anak. Sebagai orang tua, Anda harus bebas stres dan berusaha tidak memproyeksikan ketakutan kepada anak.

Nilai rendah dalam ujian bukan kiamat. Cobalah untuk tidak mengkritik karena kesalahan mereka dan mendorong di setiap langkah persiapan mereka. Setelah ujian selesai, Anda tidak perlu banyak membicarakannya. Apa yang terjadi, terjadilah. Cobalah untuk mengawasi ujian berikutnya.

#Beri penghargaan
Anda tidak perlu membuat suguhan mahal atau boros. Hal-hal sederhana seperti memasak hidangan favorit atau membiarkan menonton film akan membangkitkan semangat mereka. Melakukan hal itu akan memberi tahu anak bahwa Anda melihat kerja keras mereka dan memberi imbalan terlepas dari hasilnya. Ini akan memotivasi mereka untuk bekerja lebih keras dan berhasil.

Kapan Anda harus berbicara dengan profesional untuk membantu?

Stres sering terjadi selama ujian, tetapi harus pergi ketika ujian selesai. Jika anak menunjukkan kemurungan, lekas marah, atau tampaknya depresi, bahkan setelah ujian, Anda harus berbicara dengan seorang profesional dan mendapatkan bantuan yang dibutuhkan anak.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Punya Keluarga Toxic? Cek Ciri Berikut pada Anak

5 jam lalu

Ilustrasi Ibu dan Anak. Sumber: Getty/mirror.co.uk
Punya Keluarga Toxic? Cek Ciri Berikut pada Anak

Berikut ciri anak yang dibesarkan orang tua atau keluarga toxic, yang tampak dari perilakunya sehari-hari.


Komunikasi, Kunci Bangun Hubungan Positif Orang Tua dan Anak

12 jam lalu

Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang
Komunikasi, Kunci Bangun Hubungan Positif Orang Tua dan Anak

Psikolog mengatakan pentingnya orang tua membangun komunikasi positif dengan anak agar bisa saling memahami.


Tips Atasi Konflik Orang Tua dan Anak dari Psikolog

13 jam lalu

Ilustrasi orang tua dan anak. Freepik.com
Tips Atasi Konflik Orang Tua dan Anak dari Psikolog

Perbedaan pendapat orang tua dan anak dapat berujung pada konflik yang jika tidak diselesaikan dengan tepat akan semakin berlarut-larut.


Nikita Mirzani Jemput Paksa Anaknya: Polisi: Hak Ibu

23 jam lalu

Nikita Mirzani bersama Kuasa Hukumnya Fahmi Bachmid saat ditemui di Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa, 17 September 2024. TEMPO/Dani Aswara
Nikita Mirzani Jemput Paksa Anaknya: Polisi: Hak Ibu

Kepolisian Resor Jakarta Selatan menyatakan Nikita Mirzani berhak menjemput anaknya, LM, karena masih dalam pengasuhan


Suana Makan dan Pilihan Makanan, Kunci Atasi Gerakan Tutup Mulut Anak

2 hari lalu

ilustrasi anak makan (pixabay.com)
Suana Makan dan Pilihan Makanan, Kunci Atasi Gerakan Tutup Mulut Anak

Orang tua perlu mengenalkan beragam makanan sejak dini kepada anak dan ciptakan suasana makan yang menyenangkan untuh cegah GTM anak.


Tips Atasi Anak yang Suka Pilah-Pilih Makanan

2 hari lalu

ilustrasi anak makan (pixabay.com)
Tips Atasi Anak yang Suka Pilah-Pilih Makanan

Jika anak tetap dibiarkan hanya suka makan jenis tertentu. Kebiasaan itu menetap sampai usia yang lebih besar


Tanda Perkembangan Motorik Anak Terlambat dan yang Harus Dilakukan

2 hari lalu

Ilustrasi bayi sedang bermain. Foto: Unsplash.com/Yuri Shirota
Tanda Perkembangan Motorik Anak Terlambat dan yang Harus Dilakukan

Jika mendapati anak mengalami keterlambatan perkembangan motorik, segera berkonsultasi ke dokter dan tidak perlu menunggu sampai usianya bertambah.


Tips Mengajak Anak Bersantap di Restoran Mewah saat Bepergian

5 hari lalu

Ilustrasi makan bareng keluarga. Unsplash.com/Pablo Merchn Montes
Tips Mengajak Anak Bersantap di Restoran Mewah saat Bepergian

Berikut ini beberapa tips untuk yang ingin mengajak anak-anak bersantap di restoran mewah saat bepergian


Marak Anak Lakukan Kejahatan Sadistis, Dirjen HAM Desak Revisi UU SPPA

5 hari lalu

Ilustrasi kekerasan terhadap anak. Shutterstock
Marak Anak Lakukan Kejahatan Sadistis, Dirjen HAM Desak Revisi UU SPPA

Dirjen HAM Dhahana Putra mengakui kasus kejahatan seperti pembunuhan dan kekerasan seksual yang melibatkan anak meningkat


Psikolog: Gentle Parenting Bantu Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

6 hari lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Psikolog: Gentle Parenting Bantu Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

Teknologi memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan anak.