Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4T Penyebab Angka Kematian Ibu Hamil Tinggi di Indonesia

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi ibu hamil yang bahagia. shutterstock.com
Ilustrasi ibu hamil yang bahagia. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Program Keluarga Berencana (KB) sangat berkaitan dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). AKI meliputi angka kematian ibu saat hamil, melahirkan, maupun masa nifas. Sayangnya, AKI di Indonesia masih tinggi, bahkan, setara dengan negara-negara miskin seperti Bangladesh, India, atau Pakistan. 

Pada 2017 misalnya, AKI berada di kisaran 259 hingga 305 per 100 ribu kelahiran. Angka ini jauh dari target yakni 102 per 100 ribu kelahiran. Guru Besar Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM, Prof. Dr. Biran Affandi, SpOG(K) menyatakan, perilaku reproduksi menjadi penyumbang AKI.

"Perilaku tersebut meliputi hamil 4T yaitu terlalu banyak, terlalu rapat, terlalu muda, dan terlalu tua. Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia tahun 2012 menunjukkan sekitar 32,5 persen AKI terjadi akibat melahirkan terlalu tua dan terlalu muda. Sementara sekitar 34 persen akibat hamil karena terlalu banyak (lebih dari 3 anak)," urai Biran, dalam diskusi forum Ngobras di Jakarta pekan lalu.

Baca juga:
Ketahui Penyebab Pasangan Sulit Hamil
Alasan Implan KB Kurang Populer di Indonesia
Implan KB Ganggu Siklus Haid, Ketahui Mana yang Mitos dan Fakta

Data dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta menunjukkan sebagian besar AKI akibat melahirkan terlalu muda. "Karenanya peran KB sangat penting dalam menurunkan AKI. Jika KB gagal maka AKI tidak akan turun," tegas Biran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, survei Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 2015 menyebut 51 persen remaja putri di perkotaan sudah melakukan hubungan seksual dan di pedesaan mencapai 40 persen. Ketika terjadi kehamilan yang tidak diinginkan, mereka tidak memiliki kesempatan menjadi remaja, tetapi langsung berperan sebagai ibu dengan segala kompleksitasnya.

Sedangkan kehamilan terbaik pada usia 20-35 tahun. Pada usia itu, kata Biran, perempuan sudah siap secara fisik dan mental. "Fakta lain yang tak kalah penting, persalinan anak pertama dan kedua adalah persalinan yang paling rendah risikonya, dengan jarak antar kehamilan minimal 2 tahun," ujarnya.

TABLOIDBINTANG

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

2 hari lalu

Ilustrasi melahirkan. Shutterstock
Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

Selain memahami bahaya persalinan, ibu hamil juga harus menyiapkan keperluan untuk membantu lancarnya proses kelahiran.


Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

15 hari lalu

Ilustrasi perawatan ibu hamil. Shutterstock.com
Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.


Hamil Anak Pertama Setelah Sempat Keguguran, Patricia Gouw: Mohon Doakan Kami

21 hari lalu

Patricia Gouw dan suami, Daniel Bertoli. Foto: Instagram/@patriciagouw
Hamil Anak Pertama Setelah Sempat Keguguran, Patricia Gouw: Mohon Doakan Kami

Patricia Gouw membagikan video perjalanannya dan suami menyambut anak pertama yang sempat keguguran tahun lalu.


Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

23 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com
Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.


Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

32 hari lalu

Ilustrasi kehamilan. Freepik.com
Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang mengalami komplikasi saat menjalani kehamilan cenderung memiliki risiko terkena penyakit jantung.


Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

44 hari lalu

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

Melengkapi garam meja dengan asam folat menjadi strategi diet baru untuk lebih melindungi terhadap cacat bawaan.


Hamil 26 Minggu, Perempuan di Australia Ini Ditolak Naik Kapal Pesiar

20 Februari 2024

Ilustrasi kapal pesiar. Unsplash.com/Lisa Davidson
Hamil 26 Minggu, Perempuan di Australia Ini Ditolak Naik Kapal Pesiar

Pelayaran kapal pesiar ini berlangsung selama tiga hari mengelilingi Brisbane, Australia. Tiket dibelikan sang ibu sebagai hadiah ulang tahun.


Bukan Hanya Pil, Kenali 7 Jenis Alat Kontrasepsi KB

7 Februari 2024

Pemasangan alat kontrasepsi implan (ilustrasi)
Bukan Hanya Pil, Kenali 7 Jenis Alat Kontrasepsi KB

Alat kontrasepsi atau pencegah kehamilan beragam jenisnya, berikut adalah 7 di antaranya.


Masih Merokok saat Hamil? Awas Gagal Jantung

31 Januari 2024

Ilustrasi wanita hamil merokok. babycarejournals.co
Masih Merokok saat Hamil? Awas Gagal Jantung

Dokter jantung mengingatkan para ibu untuk tidak merokok sebelum atau saat hamil karena bisa mengakibatkan gagal jantung.


Waspadai Faktor Risiko Gagal Jantung pada Ibu Hamil dan Pemicunya

30 Januari 2024

Ilustrasi hamil bermasalah. shutterstock.com
Waspadai Faktor Risiko Gagal Jantung pada Ibu Hamil dan Pemicunya

Perempuan berpeluang mengalami gagal jantung di masa hamil. Dokter mengingatkan pentingnya mewaspadai faktor risiko.