TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian perempuan membutuhkan pendampingan selain dari paramedis ketika hendak melahirkan. Ada yang mengajak serta suami atau ibu ke dalam ruang bersalin.
Memilih siapa yang dapat menemani ibu saat bersalin bukan berarti ibu tak percaya dengan orang di luar sosok itu. Mereka yang mendampingi ibu melahirkan mesti kuat juga secara mental karena ibu tak akan peduli lagi dengan kondisi di sekitarnya, misalnya darah yang keluar atau menjerit karena menahan sakit.
Mengutip laman Pregnancy, memiliki pendamping saat melahirkan secara psikologi dapat membantu menenangkan ibu. Berbagai penelitian menunjukkan perempuan yang mendapat dukungan dan perawatan selama persalinan biasanya tidak memerlukan bantuan untuk mengurangi rasa sakit atau menjalani intervensi saat melahirkan, semisal bedah caesar, forsep, atau vakum. Ibu yang didampingi saat bersalin juga cenderung puas dengan pengalamannya ketika melahirkan.
Jika suami, ibu, atau saudara perempuan dari ibu yang akan melahirkan tak sanggup melihat proses itu secara langsung, ibu bisa memilih mereka yang cocok di hati dan wajib punya keberanian. Sebab, jika pendamping ibu melahirkan tak sanggup atau tidak tega melihat dan mendengar rintihan, bisa jadi dia akan langsung menyarankan dokter untuk melakukan tindakan bedah atau meminta agar diberikan obat pereda sakit. Jika terjadi, itu tentu tidak membantu proses kelahiran, tapi malah memperburuk situasinya.
Lagi pula, selama proses persalinan, ibu akan merasakan efek yang negatif, misalnya sakit di sekujur badan, terutama daerah perut dan kemaluan, sehingga menghambat produksi hormon oksitosin atau hormon yang merangsang kontraksi yang kuat pada dinding rahim atau uterus sehingga mempermudah proses kelahiran. Bila produksi hormon ini terganggu, proses persalinan akan melambat.
Hampir semua perempuan menginginkan pasangannya menemani saat proses persalinan. Sayangnya, tidak semua pasangan atau suami selalu ingin hadir dalam proses kelahiran anaknya. Jika mereka sadar bahwa dia tak sanggup menemani karena berbagai alasan, sebaiknya jangan dipaksakan. Sebab, trauma akibat melihat langsung proses persalinan akan mengacaukan situasi dan mengganggu kondisi kejiwaannya.
Jika tak ada orang dekat yang dapat mendampingi saat melahirkan, ibu dapat mempertimbangkan kehadiran doula. Doula adalah seseorang yang sudah terlatih dalam proses persalinan dan memberikan dukungan kepada ibu sebelum, selama, dan setelah melahirkan. Doula mampu memberikan pijatan dan kenyamanan lain selama persalinan. Namun doula bukan bidan atau paramedis, sehingga tidak bisa memberi saran klinis atau melakukan pemeriksaan apa pun.
NIA PRATIWI
Baca juga:
6 Mitos Seputar Melahirkan
Persalinan Acha Septriasa 28 Jam, Ikuti Kiat Melahirkan Normal
Ibu, Kunci Sukses Persalinan Acha Septriasa dan 2 Selebriti Lainnya