TEMPO.CO, Jakarta -Belum lama ini, tersebar video kekerasan di media sosial berisi penjambakan yang dilakukan satu siswa dan satu siswi terhadap siswi lainnya. Dalam video tersebut nampak korban dijambak secara bergantian dan sempat diseret beberapa saat.
Setelah mendapati kekerasan, korban dipaksa untuk mencium tangan dan kaki pelaku. Kejadian itu disaksikan oleh teman-teman yang menonton aksi kekerasan itu sembari memotret dan memvideokan peristiwa tersebut.(baca : Mengajar Empati pada Anak, Contoh Heidi Klum)
Menurut Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan Daryanto, sekolah memang harus serius melakukan pengawasan terhadap anak didiknya. Jika nanti ditemukan pelanggaran dan kelalaian dalam kasus di salah satu SMP di Tanah Abang itu maka sanksi siap dijatuhkan.
Terkait tersebarnya video kekerasan penjambakan, itu Daryanto mengatakan sebaiknya video itu dan yang serupa jika ada tidak disaksikan oleh anak-anak.
Dia beranggapan anak yang melihat video perundungan tersebut dapat meniru adegan tersebut. Orang dewasa, termasuk orang tua, sebaiknya menjauhkan anak kecil di sekitarnya dari paparan video kekerasan.(baca :Stop Pornografi, Simak 6 Alasannya)
"Faktornya banyak seperti ada pengaruh media sosial. Video yang diunggah bisa ditiru. Anak kalau emosi itu bisa meniru video-video yang ada," kata dia.
ANTARA