TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump pada Rabu, 12 Juli 2017, melalui Twitter membela putranya dengan mengatakan anak sulungnya itu "tidak bersalah". Pembelaan ini dilakukan Trump di tengah kehebohan sejumlah surat elektronik (surel) yang memicu spekulasi lebih lanjut terkait dengan peran Moskow dalam pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2016.
Donald Trump Jr merilis serangkaian surel pada Selasa yang menunjukkan bahwa dia menerima upaya Rusia untuk mendukung kampanye ayahnya dalam pemilu tersebut. Dia mengakui dirinya "ingin mengetahui" informasi yang dapat merusak citra Hillary Clinton dari Moskow. (Baca: Tom Holland Curhat Soal Kostum Spider-Man yang Bikin Tua)
"Anak saya, Donald Jr, melakukan pekerjaan yang baik tadi malam," ujar Trump melalui Twitter, merujuk pada wawancara putranya pada Selasa di Fox News. "Dia terbuka, transparan, dan tidak bersalah. Ini adalah perburuan penyihir terbesar dalam sejarah politik. Menyedihkan!"
Menurut sejumlah surel itu, Donald Jr diberi tahu oleh seorang teman bahwa dia bisa mendapatkan "informasi tingkat tinggi dan sensitif" yang merupakan "bagian dari upaya Rusia dan dukungan pemerintah negara itu untuk Trump."
Dia mengatakan di Fox bahwa pertemuannya dengan seorang perempuan—yang diidentifikasi dalam surel itu sebagai "pengacara pemerintah Rusia"—berakhir sia-sia. Donald Jr menambahkan, dia tidak memberi tahu ayahnya tentang pertemuan tersebut karena gagal menghasilkan informasi yang dapat merusak citra Clinton. (Baca: Kim Kardashian Pamer Koleksi Kardashian Kids, Ada Narkoba?)
Baca Juga:
Donald Trump juga mengecam media pada Rabu. "Ingat, ketika Anda mendengar kata-kata 'narasumber mengatakan' dari media palsu, sering kali itu dibuat-buat dan fiktif," ujar Donald Trump di Twitter.
Tidak jelas laporan mana yang dia maksud, mengingat laporan berita tentang pertemuan Trump Jr dengan pengacara Rusia dikonfirmasi oleh e-mail-nya sendiri. Demikian menurut warta kantor berita AFP.
ANTARA