TEMPO.CO, Jakarta -Dalam hubungan ada semacam ujian. Misalnya, pasangan Anda menderita sakit parah dan tak bisa disembuhkan.
Waktu kebersamaan yang seharusnya dilewati dengan keceriaan justru berubah menjadi penuh duka dan kesedihan. Waktu Anda pun banyak dihabiskan untuk merawat pasangan yang sakit.
Mungkin pada awalnya Anda merasa ikhlas dan bahagia merawat pasangan yang sedang sakit. Namun lama-kelamaan akan ada suatu titik dimana Anda merasa stres, lelah, dan mungkin juga depresi dengan situasi yang Anda jalani.
Ini masih menjadi perdebatan. Saat pasangan menderita sakit parah yang tak bisa disembuhkan, apakah kita sebaiknya tetap bersama pasangan atau memilih berpisah darinya dan melanjutkan hidup baru, mengingat Anda masih punya harapan untuk menuju masa depan. (baca :SADARI Tak Sulit dan Harus Rutin, Begini Caranya)
1. Bisa terjadi pada siapa saja
Coba bayangkan diri Anda berada pada posisi pasangan. Jika Anda sakit parah, bagaimana perasaan Anda jika pasangan meninggalkan Anda? Tentunya akan ada perasaan seperti dikhianati. Anda akan kehilangan kepercayaan akan cinta sejati dan akan merasa sedih. Jadi, jika Anda benar-benar mencintai pasangan, mengapa tidak menggunakan kekuatan cinta untuk meningkatkan rasa percaya diri pasangan. Dikatakan bahwa pengobatan saja tidak cukup bagi orang sakit untuk mendapatkan kembali kesehatannya. Pengobatan ditambah dengan cinta sejati dan perhatian yang tulus dapat memberi keajaiban bagi orang sakit untuk mendapatkan kembali kesehatannya.
2. Ujian dalam sebuah hubungan
Anda sangat bahagia dan merasa diberkati dengan cinta sejati, ketika tiba-tiba penyakit pasangan menghancurkan impian? Anda benci menerima situasi yang dihadapi dan ingin memutar balik waktu untuk kembali ke masa-masa bahagia saat bersama pasangan. Itu adalah reaksi normal dan juga wajar. Bernostalgialah, jika hal itu bisa membantu Anda tetap positif. Tapi, ingat. Ini adalah ujian dalam hubungan. Tidak ada yang abadi. Dalam hidup, ada kebahagiaan dan ada pula kesengsaraan. Anggaplah ujian itu sebagai tantangan dan hadapilah dengan berani. Siapa tahu kekuatan cinta Anda bisa mengalahkan penyakit yang dialami oleh pasangan. (baca :Kopi Rahasia Umur Panjang, Berapa Cangkir Sehari?)
3. Jangan memikirkan diri sendiri
Inilah saatnya untuk menunjukkan kesungguhan dan ketulusan cinta Anda kepada pasangan yang tengah mengalami fase terberat dalam hidupnya. Sangat mudah untuk memutuskan hubungan jika Anda mau dan pasangan juga tidak dapat melarang, karena Anda berhak untuk terus melanjutkan hidup. Tapi, pikirkan hati nurani dan rasa bersalah yang akan selalu Anda bawa, saat meninggalkan pasangan hanya karena dia sakit. Apakah dijamin bahwa orang berikutnya yang Anda cintai tidak akan pernah didiagnosis menderita penyakit?
Tidak ada yang meminta penyakit. Jadi, daripada melarikan diri dari situasi, mengapa tidak menghadapinya dengan berani dan membawa kebahagiaan kepada pasangan Anda, yang akan selalu menghargai cinta dan pengabdian Anda terhadapnya. Demikian dilansir dari Boldsky. (baca : Efek Samping Diet dengan Minum Air Lemon)
LUCIANA