Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

7 Fakta Unik tentang Keseimbangan

Editor

Susandijani

image-gnews
Gerakan Yoga Side Plank Pose di pantai Gili Labak, Sumenep, Madura. Manfaat gerakan ini untuk : memperkuat lengan, tubuh bagian tengah, kaki dan pergelangan tangan, memperbaiki keseimbangan dan fokus, dan dianggap dapat meredakan depresi dan kecemasan. Tempo/Rita Nariswari
Gerakan Yoga Side Plank Pose di pantai Gili Labak, Sumenep, Madura. Manfaat gerakan ini untuk : memperkuat lengan, tubuh bagian tengah, kaki dan pergelangan tangan, memperbaiki keseimbangan dan fokus, dan dianggap dapat meredakan depresi dan kecemasan. Tempo/Rita Nariswari
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Ada orang yang lincah berjalan dengan tangan. Ada yang bisa menyeberangi jembatan kecil atau seutas tali tanpa terjatuh. Semua itu berhubungan dengan keseimbangan.

Untuk bisa melakukan semua hal tak biasa itu, otak harus mendapatkan informasi dari berbagai sistem tubuh yang kompleks, yang harus bekerja sama untuk menciptakan keseimbangan. Sebenarnya, apa itu keseimbangan tubuh dan bagaimana kalau sudah tidak berfungsi dengan baik lagi? Berikut beberapa fakta aneh mengenai keseimbangan, seperti dilansir Live Science
(bacaMerajut Bikin Pikiran Orang Tua Tetap Tajam)

1. Bagian dalam telinga berperan besar
Telinga bukan hanya penting untuk mendengar tapi juga membantu sistem keseimbangan. Beberapa struktur di dalam telinga, yang juga disebut sistem vestibular, mengirim sinyal ke otak yang membantu kita mengorientasikan diri dan menjaga keseimbangan. Menurut Mayo Clinic, dua struktur yang disebut utrikel dan sakul memonitor gerakan linear di kepala dan mendeteksi gravitasi. Ada pula struktur yang memonitor gerakan di kepala.

2. Otot, persendian, dan kulit juga berpengaruh
Penerima sensor di otot, persendian, ligamen, dan kulit membantu memberi tahu otak apakah tubuh kita berada pada tempatnya. Reseptor tersebut, yang terdapat pada ujung kaki dan punggung, sensitif terhadap tekanan atau sensasi peregangan. Reseptor di leher bisa memberi tahu otak ke arah mana kepala akan menoleh dan reseptor di mata kaki akan memberi tahu otak bagaimana tubuh akan bergerak terkait dengan pijakannya. (baca :Rasakan Perbedaan Setiap Fase Reuni Sekolah )

3. Memburuk seiring pertambahan usia
Seiring dengan pertambahan usia, kita pun mengalami perubahan pada tiga sistem yang penting bagi keseimbangan, yakni penglihatan, sistem vestibular, dan propioception, serta diikuti dengan melemahnya fungsi otot dan fleksibilitas, dan itulah yang membuat lansia mudah terjatuh.

4. Jempol kaki tak berpengaruh
Banyak anak muda Amerika Serikat di masa lalu yang memotong jempol kakinya agar tidak wajib masuk militer dengan alasan tak memenuhi syarat kesehatan dan dikirim ke Perang Vietnam. Padahal sebenarnya jempol kaki tidak penting dalam keseimbangan. Orang yang kehilangan jempol kaki masih bisa berjalan dan berlari, meski lebih lambat dan langkahnya lebih pendek.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

5. Merasa bergerak padahal tidak
Bila kita sedang berada di dalam mobil atau kereta yang berhenti, melihat ke luar jendela dan merasa mobil atau kereta kita bergerak, padahal tidak, berarti kita sedang mengalami fenomena yang disebut vection. Penyebabnya adalah sesuatu yang memenuhi pandangan kita bergerak. Vection sering menyebabkan kebingungan karena informasi yang diterima otak berbeda. Penglihatan menginformasikan pergerakan tapi penerima sensor di tubuh bilang kita tak bergerak.

6. Migrain mempengaruhi keseimbangan
Sekitar 40 persen penderita migrain juga mengalami kebingungan dan masalah keseimbangan. Kondisi ini disebut juga vertigo akibat migrain. Penyebabnya tak diketahui pasti, tapi disinyalir akibat pengiriman sinyal ke otak yang terpengaruh migrain dan menyebabkan penurunan kemampuan otak untuk mengartikan informasi dari mata, bagian dalam telinga, dan otot. (Baca : 5 Cara Mengatasi Kelopak Mata yang Bengkak)

7. Merasa terombang-ambing setelah naik perahu
Ada orang yang masih terasa terombang-ambing selama berbulan-bulan setelah naik kapal atau perahu. Normalnya, perasaan itu akan hilang dalam beberapa jam atau hari setelah kita turun dari kapal, tapi ada juga yang merasakannya sampai berbulan-bulan. Gejala ini disebut sebagai sindrom mal de debarquement. Penyebabnya tak diketahui secara pasti, tapi diperkirakan akibat perubahan metabolisme otak dan aktivitas otak yang mampu membuat orang-orang itu mampu beradaptasi dengan gerakan laut saat berada di kapal tapi sulit beradaptasi ketika kembali ke darat.

PIPIT

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

15 hari lalu

Queensland University of Technology, Australia. Gotoaustralia.com.au
Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

Keduanya adalah mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) Psikologi Universitas Airlangga (Unair).


Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

19 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

Polisi menyebut ibu bunuh anak di perumahan Bekasi mengalami halusinasi.


Polres Tangerang Selatan Bakal Periksa Psikologi Korban Perundungan Geng Binus School

38 hari lalu

SMA Binus Serpong di Jalan Lengkong Karya No 58, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Senin 19 Februari 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Polres Tangerang Selatan Bakal Periksa Psikologi Korban Perundungan Geng Binus School

Polres Tangerang Selatan berencana melakukan pemeriksaan psikologi terhadap korban perundungan siswa Binus School Serpong.


Tamara Tyasmara Pastikan Hadiri Pemeriksaan Lanjutan di Polda Metro Jaya Hari Ini

39 hari lalu

Tamara Tyasmara didampingi tim kuasa hukumnya datang ke Gedung SDM Polri pada Kamis, 15 Februari 2024 untuk menjalani pemeriksaan psikologis. TEMPO/Desty Luthfiani.
Tamara Tyasmara Pastikan Hadiri Pemeriksaan Lanjutan di Polda Metro Jaya Hari Ini

Tamara Tyasmara akan didampingi oleh kuasa hukumnya, Sandy Arifin, pada pemeriksaan lanjutan di Polda Metro Jaya hari ini.


Kasus Dante Tewas Ditenggelamkan di Kolam Renang, Apsifor Sebut Bakal Periksa Lagi Tamara Tyasmara

41 hari lalu

Tamara Tyasmara saat dikunjungi teman-temannya. Foto: Instagram.
Kasus Dante Tewas Ditenggelamkan di Kolam Renang, Apsifor Sebut Bakal Periksa Lagi Tamara Tyasmara

Tamara Tyasmara mengatakan bakal kooperatif jika ada panggilan lagi oleh kepolisian secara resmi.


Tamara Tyasmara Sudah 2 Tahun Pacaran dengan Yudha Arfandi Tersangka Pembunuh Dante

41 hari lalu

Tamara Tyasmara didampingi tim kuasa hukumnya datang ke Gedung SDM Polri pada Kamis, 15 Februari 2024 untuk menjalani pemeriksaan psikologis. TEMPO/Desty Luthfiani.
Tamara Tyasmara Sudah 2 Tahun Pacaran dengan Yudha Arfandi Tersangka Pembunuh Dante

Tamara Tyasmara mengaku berpacaran dengan Yudha Arfandi sejak 2022.


Catat Daftar Rumah Sakit untuk Caleg Stres Gagal di Pileg 2024, RSKD Duren Sawit Sediakan Layanan Psikologi

44 hari lalu

RSKD Duren Sawit. Foto : X
Catat Daftar Rumah Sakit untuk Caleg Stres Gagal di Pileg 2024, RSKD Duren Sawit Sediakan Layanan Psikologi

Rumah sakit mana saja yang menyediakan jasa layanan khusus untuk para caleg stres akibat gagal dalam Pileg 2024?


Polisi Bakal Periksa Psikologi Angger Dimas di Kasus Kematian Dante Hari Ini

45 hari lalu

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi (kanan) danDireskrimum Kombes Pol Wira Satya (kiri) menyampaikan keterangan saat rilis kasus pembunuhan Dante anak dari artis Tamara Tyasmara di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 12 Februari 2024. Wira menjelaskan alasan tersangka membenamkan kepala korban ke dalam air adalah untuk berlatih pernapasan agar Dante lebih kuat, tidak terlalu panik dan tidak takut air. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Polisi Bakal Periksa Psikologi Angger Dimas di Kasus Kematian Dante Hari Ini

Penyidik Polda Metro Jaya bersama ahli psikologi forensik akan memeriksa psikologi ayah Dante, Angger Dimas hari ini.


PBB Prihatin pada Mental Anak-anak di Gaza yang Trauma

48 hari lalu

Anak-anak Palestina menunggu untuk menerima makanan yang dimasak oleh dapur amal di tengah kekurangan pasokan makanan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 5 Februari 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
PBB Prihatin pada Mental Anak-anak di Gaza yang Trauma

PBB berharap ada dukungan psikologi besar-besaran untuk anak-anak yang mengalami trauma di Gaza, Tepi Barat dan Israel


Percaya Diri Berlebih Bisa karena Efek Dunning-Kruger, Apakah itu?

19 Januari 2024

ilustrasi percaya diri (pixabay.com)
Percaya Diri Berlebih Bisa karena Efek Dunning-Kruger, Apakah itu?

Apa itu Dunning-Kruger effect kaitannya dengan percaya diri berlebih?