TEMPO.CO, Jakarta - Tidur sudah delapan jam tapi perasaan masih saja mengantuk dan lesu. Seperti dilansir Countryliving, AsapSCIENCE memutuskan untuk meneliti kemungkinan munculnya rasa lesu meskipun cukup tidur dan alasannya.
Dalam video terbaru, mereka mengungkapkan bahwa jika kita tahu pola tidur sebenarnya, itu bukanlah masalahnya. Penyebab kedua yang paling umum rasa lesu adalah kurangnya olahraga dan pola makan yang buruk.
Dalam video itu dinyatakan bahwa studi demi studi telah menyimpulkan bahwa orang dewasa yang mulai berolahraga ringan beberapa kali dalam seminggu merasakan lebih banyak energi setelah enam minggu. Orang yang berolahraga lebih teratur dapat merasakan tidur yang lebih nyenyak.
Jika kita mengandalkan kopi untuk membuat melek efeknya mungkin benar-benar buruk. Hal ini disebabkan fakta bahwa kafein dapat menghambat senyawa adenosin di otak, yang membuat kita justru merasa mengantuk di malam hari.
Mengkonsumsi kopi atau minuman berenergi kurang dari enam jam sebelum tidur pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas tidur. Orang yang tidak menggunakan kafein sering merasa lebih segar di pagi hari.
Alasan lain mengapa kitaa merasa lesu sepanjang waktu adalah dehidrasi. Kurangnya air dalam tubuh menebalkan darah dan memperlambat oksigen dan nutrisi sampai ke organ dan otot. Hal ini akhirnya menyebabkan kelesuan.
Selain itu, alkohol memiliki efek sebaliknya dari air dan meningkatkan perasaan lelah, juga mengurangi kualitas tidur. Sementara diet dan kurangnya olahraga berperan penting dalam hal kelelahan, kesehatan mental, juga berdampak pada tingkat energi. Kondisi seperti stres, ansietas, dan depresi bisa menguras energi dan membuat kitaa merasa lebih lesu.
Artikel lain:
Penyintas Kanker, Usahakan Gaya Hidup Sehat
Berapa Banyak Keringat Keluar? Mengapa Harus Dihitung?
Liburan Sebentar Lagi, Simak 4 Kunci Agar Tubuh Tetap Langsing