TEMPO.CO, Jakarta - Bagi perempuan yang sempat cuti panjang, kembali bekerja butuh perjuangan. "Memasuki dunia kerja lagi setelah setahun-dua tahun rehat bukan hal mudah. Ada berbagai tantangan, termasuk dari perusahaan yang ragu-ragu mempekerjakan kembali perempuan yang sempat rehat," kata Manajer Robert Walters Indonesia, Glorya Tay.
Dia menjelaskan, perusahaan umumnya belum memprioritaskan perempuan dari kelompok ini karena kemungkinan adanya jurang pengetahuan atas kondisi saat itu. Kekhawatiran lainnya, mereka dipandang tidak akan berkomitmen penuh pada pekerjaan. Sementara pengalaman dan keterampilan yang spesifik tidak dipertimbangkan.
Baca Juga:
Sedangkan di sisi pencari kerja, kerap ada rasa rendah diri. Salah satunya dipicu kegagapan mengikuti tren di bidang yang terkait dengan dunia kerjanya. "Karena itu, perempuan yang mengambil rehat disarankan terus mengikuti perkembangan supaya tidak menimbulkan jurang yang besar," kata dia.
Hambatan yang berasal dari dalam diri dan cara pandang perusahaan menyebabkan cuma sedikit wanita yang sukses kembali ke dunia kerja. Akibatnya, hanya sepertiga wanita yang akhirnya dapat kembali berkarier.
Sebanyak 55 persen manajer perekrutan menilai pengalaman dan keterampilan kerja yang lebih spesifik merupakan kelebihan terbesar dari mereka yang kembali bekerja.
Nah, agar wanita dapat bekerja kembali setelah cuti panjang. Perhatikan tip berikut:
- Tetap mengikuti perkembangan
- Jangan terlalu pilih-pilih, baik posisi maupun gaji
- Mempelajari potensi diri dan latar belakang perusahaan
- Memperbarui berkas lamaran
- Terus belajar
DINI PRAMITA
Berita lainnya:
Tips Karier: Strategi agar Kian Produktif Saat Puasa
Sate Taichan Nikmat untuk Berbuka Puasa, Ini Resepnya
Lumpur Laut Mati Solusi Kulit Bermasalah, Apa Istimewanya?