Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keberhasilan Puasa Bisa Diukur dari Rasa Bahagia, Tanda Lainnya?

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi wanita berpuasa / wanita beribadah / wanita salat. iinanews.org
Ilustrasi wanita berpuasa / wanita beribadah / wanita salat. iinanews.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadan, kita akan menyambut Hari Lebaran sebagai Hari Kemenangan. Ada beberapa faktor penentu keberhasilan melewati Ramadan sehingga kita layak menyebut Lebaran sebagai hari kemenangan.

Dari aspek religius, ibadah di bulan Ramadan dikatakan berhasil jika Anda telah berpuasa sebulan penuh (kecuali wanita yang berhalangan), salat tarawih setiap malam, mengaji hingga khatam Alquran, membayar zakat, meningkatkan sedekah dan ibadah-ibadah sunah lainnya seperti salat malam. Sementara indikator keberhasilan ibadah puasa Ramadhan dari segi fisik umumnya dilihat dari berat badan.

Ada hal lain yang semestinya tidak luput dari perhatian, bahwa keberhasilan puasa juga bisa dilihat dari aspek psikologis. Psikolog klinis untuk anak, remaja, dan keluarga Roslina Verauli M.Psi, Psi, mengungkapkan tiga aspek psikologi penentu keberhasilan puasa.

1. Mampu mengelola emosi
“Setelah berpuasa, kemampuan kita untuk mengelola emosi pribadi seharusnya lebih baik. Saat kita merasakan emosi negatif seperti marah, benci, sedih, kecewa, dan lain-lain, kita mampu mengelola emosi itu menjadi aksi yang baik untuk orang di sekitar. Acuannya itu,” ujarnya.

Berpuasa bukan hanya soal menahan lapar dan dahaga, tapi juga menahan hawa nafsu, termasuk menahan amarah. Ketika berpuasa dijalankan sesuai hakikatnya, otomatis seseorang berusaha keras mengendalikan dan mengelola emosinya. Ketika kesal, ingin marah, ingin berteriak, salurkanlah emosi itu melalui hal-hal positif, misalnya mengaji. 

2. Merasa lebih baik tentang keakuan
“Kedua, apakah kita merasa lebih baik tentang keakuan?” lanjut Vera. Keakuan yang dimaksudnya adalah penghayatan akan diri sendiri yang objektif, sesuai realitas. Setiap orang punya sisi positif dan sisi negatif. Penghayatan religius melalui ibadah puasa dan ibadah-ibadah lain di bulan Ramadan sepatutnya membuat seseorang merasa lebih baik tentang keakuannya. Sebab tidak ada manusia yang sempurna.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Mereka dengan penghayatan religius yang lebih baik mampu menerima diri apa adanya, sesuai realitas,” jelas Vera. Ini penting agar kita tidak terjebak pada hiperrealitas yang membuat kita tidak bersyukur, berharap menjadi orang lain, dan sebagainya.

3. Mudah bahagia
Selanjutnya Vera menuturkan, menurut ilmu psikologi, aspek religius dalam diri manusia adalah salah satu faktor yang memberi perasaan bahagia. “Mengapa ada orang-orang yang lebih mudah bahagia, karena keyakinan akan agama dan ketuhanan dalam diri. Ketika mereka berbekal hal ini, setelah menjalani ibadah puasa keyakinan religius mereka biasanya lebih baik. Dengan begini otomatis mereka akan bahagia secara emosional,” ujarnya.

Bagi yang telah berhasil mencapai hakikat ibadah puasa Ramadan, Hari Lebaran sudah selayaknya disambut dengan sukacita dan bahagia karena meningkatnya kadar keimanan di dalam diri. Kalaupun tebersit rasa sedih, itu karena meninggalkan bulan suci Ramadan yang penuh pengampunan.

TABLOIDBINTANG

Baca juga:
Mau Lebih Asyik? Puasa Gadget! Ini Penelitiannya
Timing Bau Mulut Paling Menyengat Saat Puasa
Survei: Lebih dari 50 Persen THR Dipakai Belanja 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Itikaf Ramadan di Malam Lailatul Qadar

6 Juni 2018

Suasana itikaf di Masjid Al Iman, Bintara Jaya, Bekasi Barat, Rabu, 6 Juni 2018. TEMPO/Yudono
Itikaf Ramadan di Malam Lailatul Qadar

Selama Ramadan pintu masjid terbuka sepanjang hari untuk mereka yang ingin menjalankan itikaf.


Demi Penentuan Ramadan, Muhammadiyah Bangun Observatorium di Yogya  

25 Juli 2017

Haedar Nashir. TEMPO/Pius Erlangga
Demi Penentuan Ramadan, Muhammadiyah Bangun Observatorium di Yogya  

Keberadaan kedua observatorium ilmu falak atau hisab itu bisa memperkokoh penentuan awal Ramadan dan 1 Syawal dengan observasi ilmiah.


Operasi Ramadniya 2017, Angka Kecelakaan Lalu Lintas Menurun  

4 Juli 2017

Sebanyak 1.896 personel TNI, Polri dan instansi terkait mengikuti apel gelar pasukan Operasi Kepolisian Terpusat Ramadniya 2017 digelar di Lapangan Silang Monas, Jakarta, 19 Juni 2017.  Operasi Ramadniya merupakan operasi kemanusiaan dalam rangka pengamanan hari raya sekaligus mengantisipasi di bulan Ramadan. TEMPO/Rizki Putra
Operasi Ramadniya 2017, Angka Kecelakaan Lalu Lintas Menurun  

Dalam Operasi Ramadniya 2017 terjadi 95 kasus kecelakaan lalu lintas, sedangkan tahun lalu 132 kasus.


Libur Lebaran, Pengunjung Kebun Binatang Bandung 21 Ribu

2 Juli 2017

Pengunjung memberi makanan pada beruang madu (Herlatos malayanus) di kandang Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat, 21 Januari 2017.  Kebiasaan buruk pengunjung adalah selalu melempar makanan pada binatang yang membuat hewan memiliki insting untuk selalu meminta makanan. TEMPO/Prima Mulia
Libur Lebaran, Pengunjung Kebun Binatang Bandung 21 Ribu

Jumlah pengunjung Kebun Binatang Bandung pada masa liburan Hari Raya Idul Fitri 2017 meningkat dibandingkan tahun lalu.


Pertamina Siapkan Kantong BBM di Sumatera Barat untuk Arus Balik  

1 Juli 2017

Ilustrasi Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU). TEMPO/iqbal lubis
Pertamina Siapkan Kantong BBM di Sumatera Barat untuk Arus Balik  

PT Pertamina (Persero) Region I Sumatera Bagian Utara menambah jumlah pasokan bahan bakar minyak untuk arus balik di Sumatera Barat.


Kapolri: Angka Kecelakaan Lebaran di Jawa Barat Turun 47 Persen  

30 Juni 2017

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, seusai rapat koordinasi kesiapan akhir tingkat pusat Operasi Ramadaniya 2017 di Mabes Polri, Jakarta, 12 Juni 2017. TEMPO/Imam Sukamto
Kapolri: Angka Kecelakaan Lebaran di Jawa Barat Turun 47 Persen  

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan angka kecelakaan lalu lintas pada Lebaran 2017 di Jawa Barat menurun hingga 47 persen dari tahun lalu.


Belanja Masyarakat di Ramadan Tahun Ini Dinilai Tak Begitu Kuat  

30 Juni 2017

Sejumlah warga memilih pakaian di pedagang kaki lima yang berjualan di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, 10 Juni 2017. Pertengahan bulan ramadan dimanfaatkan warga untuk berbelanja kebutuhan  lebaran. TEMPO/Fajar Januarta
Belanja Masyarakat di Ramadan Tahun Ini Dinilai Tak Begitu Kuat  

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, belanja masyarakat selama Ramadan tahun ini tak begitu kuat.


Pendonor On Call, Kiat PMI Pasaman Barat Cari Darah saat Lebaran

29 Juni 2017

Ilustrasi Donor Darah. Tempo/Aditia Noviansyah
Pendonor On Call, Kiat PMI Pasaman Barat Cari Darah saat Lebaran

PMI Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat memiliki program donor darah on call untuk menyediakan darah bagi yang membutuhkan selama libur Lebaran.


Pacu Biduk, Tradisi Memeriahkan Lebaran di Jambi  

29 Juni 2017

Lomba pacu biduk di Sungai Batanghari, Jambi dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Provinsi Jambi ke-60, 8 Januari 2017. Foto: BPBD Provinsi Jambi
Pacu Biduk, Tradisi Memeriahkan Lebaran di Jambi  

Lomba pacu biduk merupakan tradisi turun-temurun warga Desa Teluk Sikumbang, Merangin, Jambi, dalam memeriahkan Lebaran.


Ramadan Penuh Tantangan Keluarga Perantau di Jepang

27 Juni 2017

Universitas Tsukuba, Jepang. Foto: www.tsukuba.ac.jp
Ramadan Penuh Tantangan Keluarga Perantau di Jepang

Sebuah keluarga perantau dari Bandung yang tinggal di Tsukuba, Jepang, berpuasa selama hampir 17 jam.