TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu lalu, Tsania Marwa berkunjung ke kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Dalam kesempatan tersebut, ia mengatakan pendidikan anaknya telantar di bawah pengasuhan ayahnya, Atalarik Syach. Buktinya, Syarief, anak pertama Tsania dan Atalarik, berhenti bersekolah.
Melalui kuasa hukumnya, Junaedi, Atalarik menyampaikan klarifikasi. Menurut Junaedi, tidak benar pendidikan Syarief terabaikan. Syarief tidak sekolah karena memang belum waktunya. Tsania mempertanyakan alasan Atalarik melarang anaknya sekolah.
"Anak ini kan memang belum waktunya sekolah, masih kelompok bermain. Jadi bukan diberhentikan, memang tidak bersekolah karena masih playgroup, baru 5 tahun," ungkap Junaedi di Pengadilan Agama Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa, 23 Mei 2017, dalam lanjutan sidang perceraian Atalarik dan Tsania.
Junaedi menambahkan, di bawah asuhan Atalarik, anak-anak tidak akan terabaikan. Jika Atalarik sedang bekerja, mereka diasuh oleh ibunda Atalarik.
"Ibu Atalarik yang menjaga mereka bersama pengasuh dan sepupunya kalau mereka lagi enggak sekolah," tutur Junaedi.
Sidang cerai perdana Tsania dan Atalarik digelar 4 April 2017. Lantaran pihak tergugat berhalangan hadir karena menunaikan ibadah umrah, sidang mediasi diundur menjadi 18 April.
Sayangnya, mediasi yang difasilitasi mediator dari internal pengadilan tidak membuahkan hasil sehingga dalam sidang putusan mediasi yang digelar 23 Mei, majelis hakim menyatakan mediasi Tsania dan Atalarik gagal.
Artikel lain:
5 Urusan yang Disembunyikan Perempuan di Dasar Lubuk Hatinya
Satu Kebiasaan Positif yang Bisa Merusak Kariermu
7 Tips Mendapatkan Ketenangan Batin