TEMPO.CO, Jakarta - Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi the silent killer karena memicu terjadinya berbagai penyakit yang berhubungan dengan otak seperti stroke dan jantung,
Hipertensi dikenal sebagai the silent killer karena gejalanya sering tidak disadari. Menurut Arieska Ann Soenarta, dokter spesialis jantung, hipertensi memicu penyakit mematikan seperti stroke, masalah jantung, dan pembuluh darah.
“Tidak hanya itu, hipertensi merupakan faktor risiko utama dari stroke dan menjadi penyebab turunnya kognitif dan demensia,” katanya.
Menurutnya, sudah menjadi rahasia umum di masyarakat bahwa ada hubungan linier antara tekanan darah dengan tingkat kematian, misalnya akibat stroke. Menurutnya, semakin tua usia seseorang, wajar apabila tekanan darahnya meningkat dan peningkatan itu juga bisa terjadi pada saat kehamilan.
Penyebabnya hormon estrogen memegang peranan penting dalam penaikan tekanan darah pada fase menopause yang juga menyebabkan hormon estrogen menurun sehingga risiko hipertensi pun meningkat. Sedangkan ketika seorang perempuan berhenti menstruasi hormon estrogennya akan menurun secara signifikan dan dapat merusak sel endotel yang memicu plak di pembuluh darah.
Baca Juga:
“Plak di pembuluh darah dapat memicu tekanan darah tinggi yang menyebabkan penyakit kardiovaskular (cardio vascular disease/CVD) dan bahkan stroke,” ujarnya.
Arieska mengungkapkan pada pria penurunan hormon tidak terlalu berdampak pada risiko hipertensi kecuali bila disertai dengan gaya hidup yang tidak sehat, antara lain merokok atau obesitas.
Dia juga mengingatkan bahwa hipertensi tetap menjadi faktor risiko utama yang menyebabkan cardio cerebro vascular disease (CCVD) atau penyebab kematian, baik bagi pria maupun wanita.
Artikel lain:
Mandi Air Panas, Manfaatnya Sama dengan Olahraga
10 Teknik agar Postur Tubuh Tegak Sempurna
Hanya Satu Jenis Sayuran yang Disukai Anak, Itupun Digoreng