TEMPO.CO, Jakarta - Kain tenun merupakan kain yang dibuat dengan tangan dan dengan menggunakan bantuan alat tradisional. Caranya dengan menyusun atau menganyam antara lusi dan pakan hingga membentuk sebuah kain. Hal inilah yang membuat harganya relatif mahal jika dijual.
Namun beberapa orang menyukai kain tenun sebagai koleksi. Mereka rela merogoh uang yang tidak sedikit untuk bisa mendapatkan kain yang biasanya hadir dalam motif terbatas.
Baca Juga:
Akan tetapi, salah satu kendala yang biasa dihadapi para kolektor, adalah untuk menjaga kualitas koleksi kain tenun agar tetap prima. Tidak mencucinya bukan pilihan terbaik. Kain tenun, bagaimanapun, tetap harus dicuci dan dibersihkan secara teratur.
Hanya saja perlu diperhatikan, dalam perawatan kain tenun, cara pencucian yang disarankan adalah dengan metode dry-clean. Jika pilihannya adalah mencuci basah, maka kain tenun tidak direndam dengan detergen, tidak dicuci dan dikeringkan menggunakan mesin cuci, dan hanya boleh menggunakan tangan dengan sabun yang lembut.
Hal tersebut diungkap desainer sekaligus penggiat kain tenun Wignyo Rahadi. "Kalau pabrikan mungkin bisa dicuci pakai deterjen, nah kalau kain tenun buatan tangan tidak bisa. Harus pakai tangan dan sabun yang lembut. Selain itu, jangan menjemurnya di bawah terik matahari. Karena akan membuat kain tenun cepat pudar," ujar Wignyo Rahadi, saat ditemui di acara Media Gathering "Tenun Tanimbar Goes to Japan" di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu 10 Mei. "Kalau disetrika, lakukan seperti biasa (namun tetap hati-hati)," imbuhnya.
Baca Juga :
4 Alasan Wanita Bertahan Meski Mencintai Pria yang Salah
NQ Penting untuk Mereka yang Peduli Diet, Apakah Itu?
Makanan Rendah Lemak Justru Bisa Bikin Gemuk