TEMPO.CO, Jakarta - Siapa bilang tas kulit reptil hanya milik brand mewah internasional saja. Pengrajin lokal asal Indonesia ternyata juga mampu memproduksi tas sejenis. Salah satu pengrajin lokal yang aktif memproduksi tas kulit reptil adalah Tina Sofa.
Bersama sang suami, pengrajin asal Jambi ini mendirikan brand Tinamitra sejak sembilan tahun lalu. Brand ini khusus menjual aneka ragam tas, sepatu, dan aksesoris dari kulit reptil. "Kita memulai bisnis ini iseng saja sebetulnya. Kita coba bisnis kulit reptil lalu saya lama kelamaan berpikir, 'kenapa nggak dibuat bahan jadi aja? Awal mulanya dari situ," tutur Tina ketika ditemui di Plaza Indonesia, Jakarta beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Awalnya Tina tidak terlalu mengerti soal fashion. Namun, ia tidak patah semangat. Tina berusaha untuk memperhatikan tren yang berkembang dan mengaplikasikannya dalam produk. "Proses dari awal pembuatan hingga akhir penjualan itu semua di tangan kita. Kita membuatnya semua masih manual. Kita produksi kulit sendiri," ujarnya.
Tinamitra fokus membuat produk dari kulit reptil seperti biawak dan ular. Proses pembuatan sebuah tas umumnya memakan waktu 2 minggu hingga 1 bulan. "Kami bisa menggunakan 4 ular untuk ukuran kulit 2.5 meter. Semakin besar ularnya, semakin mahal harganya," ujar Tina sambil menyebut piton dan sanca sebagai ular termahal.
Ular yang dipakai untuk produksi Tinamitra dijamin aman karena tidak berbisa. Selain itu, Tina juga memastikan jika produksinya sesuai dengan peraturan hukum. "Saya pakai kulit binatang yang memang sudah ada izin semua. Kita mendapat izin dari Pihak Kehutanan lalu ada surat izin lengkap. Kami punya kuota tangkap setahun," ujar Tina.
IklanScroll Untuk Melanjutkan
Kini, ragam tas, sepatu, dan aksesoris kulit reptil sudah dipasarkan di Indonesia dan luar negeri. Kisaran harganya sekitar Rp. 1.000.000 - Rp. 5.000.000. Produk ini kerap dibeli oleh jajaran pejabat hingga selebriti. Tina berharap usahanya bisa terus sukses dan memotivasi pengrajin lokal lain untuk berkarya. Bahkan ia tidak takut kalah saing dengan brand luar negeri. "Kalau saya nggak takut tersaingi, saya malah termotivasi. Kita lihat trend lalu ikuti saja. Saya justru semakin semangat dan lebih kreatif membuat produk," ujarnya.
Baca juga:
Nuansa Yunani Kuno dalam Koleksi Cruise 2018 Chanel
Mengintip Koleksi Gaun Malam Desainer APPMI
Seksinya Celine Dion di Met Gala 2017