TEMPO.CO, Jakarta - Memiliki kepribadian ambiver bukanlah suatu hal yang perlu dikhawatirkan, justru itu adalah keuntungan.
Hasil riset di sebuah perusahaan perangkat lunak menemukan bahwa orang berkepribadian ambiver memiliki kemampuan bekerja yang lebih baik dibanding yang berkepribadian introver dan ekstrover.
Pasalnya, karyawan ambiver cenderung mampu mengatur emosi dan ketegasan sehingga dapat mengoptimalkan kinerja mereka.
Menurut Direktur Laboratorium Manusia Psikofisiologi Universitas Maryland, Prof. Barry Smith, orang ambiver juga cepat beradaptasi dengan berbagai situasi.
“Orang Ambiver bertindak seperti ekstrover dalam situasi sosial dan introver ketika sendirian. Artinya, sikap yang akan keluar lebih dipengaruhi faktor-faktor situasional,” tutur Barry.
Lebih lanjut, Barry mengatakan orang ambiver berani mengambil risiko, namun berhati-hati ketika bertindak. Selain itu, orang ambiver tahu kapan harus berbicara dan kapan harus mendengarkan.
“Menjadi ambiver berarti memiliki keberanian dan kehati-hatian dalam waktu bersamaan. Mereka tahu kapan harus bergerak dan kapan harus berhenti,” ungkap Barry.
Berita lainnya:
Yuk, Ajak Tubuh Beradaptasi Menjelang Puasa Ramadhan
Usir Stres, Prilly Latuconsina Suka Bak-buk Bak-buk
Suka Olahraga Berat? Jangan Lupa Air Kelapa