TEMPO.CO, Jakarta - Umumnya generasi milenial mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan. Sebab, mereka memegang prinsip "Hidup Hanya Sekali" yang diterjemahkan dari You Only Live Once.
Meski mempunyai dampak positif, prinisip ini menurut psikolog klinis Cantyo Atindriyo membuat generasi milenial kesulitan merencanakan keuangannya dengan baik. "Pandangan bahwa hidup hanya sekali dan kalau tidak bersenang-senang sekarang, kapan lagi, ini tidak sepenuhnya dibenarkan," ujarnya dalam peluncuran buku Kece Tanpa Kere oleh Permata Bank di Jakarta.
Kegiatan bersenang-senang, berlibur, kongkow, dan kegiatan lainnya yang dilakukan anak muda tentu membutuhkan dana. "Dan untuk bersenang-senang, kita harus punya sumber dana dan mempertimbangkan apakah uang kita cukup," ujarnya.
Meski begitu, Cantyo melanjutkan, poin positif dari prinsip hidup hanya sekali adalah agar lebih menikmati hidup. "Pandangan ini mengajarkan kita untuk hidup pada saat ini, karena memikirkan masa lalu hanya akan membuat depresi dan terus memikirkan masa depan akan membuat cemas," katanya.
Namun, khusus untuk pengaturan keuangan, masa depan finansial wajib direncanakan dan dipersiapkan dengan matang.
Berita lainnya:
Kenali Ciri-ciri Pria Pembohong di Kencan Online
Waspada Game yang Picu Pemainnya Bunuh Diri
Bekerja dari Rumah Memang Asyik, tapi Ada 7 Godaannya