TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan pada masa menstruasi sering dialami wanita. Waspadalah karena gangguan tersebut bisa berpengaruh terhadap kesuburan.
Dokter spesialis kandungan Dwi Priangga mengatakan gangguan pada saat menstruasi pada umumnya bisa berpengaruh pada kesuburan seseorang. Beberapa kondisi gangguan menstruasi yang dimaksud biasanya terdiri dari empat gejala.
Pertama, siklus anovulasi. Artinya, tidak ada telur yang pecah atau sama sekali tidak menstruasi. Salah satu penyebabnya adalah policystic ovary syndrome (SOPK). Dalam keadaan ini, seorang wanita banyak memproduksi hormon laki-laki.
“Ini harus diketahui. Di dunia, angkanya mencapai 10-15 persen, begitu pula di Indonesia. Namun, gejalanya berbeda di sini. Kalau di luar negeri banyak terjadi maskulinisasi, seperti tumbuh kumis dan jenggot. Yang banyak saya temukan biasa saja, tidak ada kumis atau bulu di tempat tertentu. Jadi memang berbeda karakteristik perempuan Indonesia terhadap SOPK,” katanya.
Kedua, jumlah pendarahan yang berlebihan. Pendarahan saat menstruasi yang berlebihan bisa jadi disebabkan adanya miom. Sel tumor ini biasanya tumbuh di dinding rahim.
Ketika menstruasi, terjadi kontraksi pada rahim sehingga ketika ada miom, terjadi pendarahan yang lebih banyak. Miom akan menghalangi janin yang tertanam di dinding rahim.
Ketiga, nyeri saat haid. Pada umumnya, nyeri haid dibagi menjadi dua, yaitu dismenore primer dan sekunder. Dismenorea primer biasanya hanya terjadi pada satu hingga dua hari saat menstruasi dan bisa hilang dengan mengkonsumsi obat anti nyeri.
Adapun dismenorea sekunder merupakan nyeri yang terjadi sepanjang masa menstruasi, bahkan semakin lama menstruasi semakin sakit. Nyeri jenis ini mengacu pada endometriosis, di mana jaringan dari lapisan dalam dinding rahim atau endometrium tumbuh di luar rongga rahim.
Dengan keadaan seperti ini, darah saat menstruasi mengendap dan tidak bisa keluar karena terletak di luar rahim sehingga mengiritasi jaringan di sekitarnya. “Endometriosis sifatnya sangat embrio toxic atau beracun pada bakal janin. Selain itu, bisa mempengaruhi pergerakan sperma. Kalaupun terjadi pembuahan bisa menghalangi implantasi di rahim,” ujar Angga.
Keempat, gangguan penyerta, seperti sindrom pramenstruasi (PMS) atau yang lebih parah lagi, premenstrual dysphoric disorder (PMDD). PMDD memiliki gejala seperti gangguan suasana hati berat, bahkan depresi.
Yang parah adalah gangguan skizofrenik dan epilepsi yang hanya timbul pada menstruasi. Faktor utama sindrom ini adalah akibat keseimbangan hormonal yang terganggu. “Pengobatannya bisa dengan pengatur hormonal seperti pil KB kombinasi,” tuturnya.
Jika Anda merasakan salah satu gejala di atas, ada baiknya segera periksakan ke dokter spesialis kandungan. Pemeriksaan dapat berupa anamnesisi, ultrasonografi, rontgen, pemeriksaan darah, dan pemeriksaan lanjutan berupa MRI. “Gangguan menstruasi dapat terjadi pada semua periode kehidupan seorang perempuan. Dibutuhkan bantuan medis untuk menentukan penyebab dan tatalaksana yang sesuai,” kata Angga.
BISNIS
Artikel lain:
Ini Risikonya Jika Makan Alpukat Kebanyakan
11 Manfaat Memasukkan Mangga dalam Menu Makan
Olahraga Angkat Beban Baik untuk Wanita Menopause