TEMPO.CO, Jakarta - Kaspar, robot berkemampuan sosial dapat membantu melatih anak dengan autisme. Robot ini dikembangkan oleh University of Hertforshire.
Dalam 10 tahun terakhir, Kaspar sudah membantu lebih dari 170 anak-anak autis di beberapa sekolah khusus dan rumah sakit. Kemampuan Kaspar beragam, mulai dari menyanyikan lagu, meniru makan, memainkan rebana, menyisir rambut hingga merespon sentuhan dari lawan bicaranya.
Salah satunya Finn anak berusia 4 tahun yang bermain bersama Kaspar. "Ya ini baik, saya merasa geli," ujar Kaspar saat Finn menggelitiknya. Namun, jika Finn terlalu kasar, Kaspar pun bisa menangis. "Aduh, ini menyakitiku," teriak Kaspar.
Dengan begitu, Finn dan anak-anak lain akan memperbaiki perilakunya ketika lawan bicaranya merasa tidak diperlakukan dengan tepat.
Kerstin Dautenhahn, guru besar Artificial Intelligence Universitas Hertfordsire mengatakan Kaspar diharapkan dapat membantu banyak orang. Setidaknya menurut National Autistic Society, ada sekitar 700.000 orang di Inggris yang memiliki spektrum autisme.
"Visi kami bahwa setiap anak yang ada di rumah, sekolah atau rumah sakit bisa mendapatkan Kaspar, jika mereka ingin,"ujar Kerstin Dautenhahn.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, Kaspar terus diuji, khususnya uji klinis selama 2 tahun di Hertfordshire NHS Trust Community. Setelah berhasil, Kaspar baru bisa bekerja di rumah sakit nasional.
Sebuah badan independen dan fokus pada bantuan anak autis, TRACKS, melihat hasil positif bagaimana robot yang menggunakan topi biru serta kemeja kotak-kotak ini berkontribusi.
Banyak anak dengan autisme merasa sulit untuk menguraikan atau melakukan komunikasi antarpersonal, baik dasar maupun yang melibatkan emosi. Dengan pertimbangan tersebut, Kaspar tidak dibuat untuk benar-benar seperti manusia, karena banyak anak dengan autisme terkesan dengan teknologi.
Direktur National Autistic Society, Carol Povey, mengatakan banyak orang dengan autisme tertarik dengan teknologi. Teknologi membantu menarik perhatian anak untuk terlibat.
"Robot ini menjadi salah satu teknologi yang memiliki potensi besar untuk memberikan perbedaan, khususnya bagi mereka dengan spektrum autisme," ujarnya.
BISNIS
Berita lainnya:
Bosmu Robot, Itu Bukan Mustahil
Terapi Berkuda bagi Anak Autisme
Mom, Anak Laki-laki Lebih Rentan Terkena Autis