TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti menemukan fakta mengapa seseorang gampang emosi dan sulit tersenyum sementara, orang lain sulit emosi dan mudah tersenyum. Penemuan ini diperoleh setelah peneliti mengamati sejumlah responden yang menyaksikan klip film lucu dan mudah tertawa atau tersenyum saat menyaksikannya.
Dilansir News.com.au, peneliti menemukan seseorang mudah dan sulit tersenyum atau gampang emosi disebabkan oleh gen yang terlibat dalam pengaturan serotonin. Serotonin adalah neurotransmitter yang terkait dengan depresi dan kecemasan.
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa kelompok orang yang memiliki gen 5-HTTLPR berukuran pendek memiliki emosi negatif kuat dan cenderung lebih mudah depresi serta cemas. Demikian dikatakan Claudia Haase dari Northwestern University di Amerika Serikat, yang juga adalah penulis hasil penelitian itu di jurnal Emotion.
Meski demikian, hasil penelitian juga merekomendasikan bahwa memiliki gen 5-HTTLPR pendek tak terlalu buruk. “Penelitian terhadap pertumbuhan badan, termasuk penelitian kami, memperlihatkan bahwa gen pendek ini tak buruk atau berisiko,” kata Haase.
Penelitian dilakukan pada 336 responden yang menonton kartun seperti “The Far Side” karya Gary Larson, dank lip “Strangers in Paradise”. Kelompok responden yang merupakan pasangan berusia menengah dalam penelitian itu juga diminta membahas apa saja yang tak disepakati oleh pasangan dalam kehidupan perkawinan mereka. Ketika diskusi itu, peneliti mengamati perubahan ekspresi responden, seperti tersenyum dan tertawa.
Seluruh responden menjalani pemerikaan gen 5-HTTLPR, dan responden yang memiliki 5-HTTLPR pendek lebih mudah terpantau perubahan ekspresinya selama penelitian dibandingkan responden yang memiliki gen 5-HTTLPR panjang. Hasil penelitian merekomendasikan bahwa gen 5-HTTLPR pendek memiliki dampak besar pada emosi.
“Penelitian kami memberi gambaran lebih lengkap tentang emosi orang yang memiliki gen pendek. Orang-orang yang memiliki gen pendek akan berkembang di lingkungan yang positif dan menderita dalam lingkungan negatif,” jelas Haase.
“Sementara, orang dengan gen panjang kurang peka terhadap kondisi lingkungan,” tambahnya. Penelitian ini memberi penjelasan bagaimana gen mempengaruhi emosi manusia.
"Salah satu misteri besar dalam psikologi adalah mengapa beberapa orang sangat emosional dan yang lain tidak. Dalam penelitian ini kami menemukan jawabannya terletak pada gen "kata Robert Levenson dari University of California-Berkeley, penulis senior studi tersebut.
BISNIS
Artikel lain:
Studi: Bikin Kue Baik untuk Kesehatan Mental
Video Waxing Rambut Hidung Jadi Viral, Ahli Ingatkan Bahayanya
9 Rahasia Agar Kulit Bening Bercahaya