TEMPO.CO, Jakarta - Ada pepatah yang mengatakan saudara merupakan hadiah terindah yang diberikan oleh orang tua. Namun, kita sering merasa bersaing atau tersaingi dengan saudara sendiri.
Menurut pakar masalah sosial, Geoffrey Greif persaingan itu wajar. Kontak pertama manusia adalah dengan saudara kandung dan kita akan hidup bersama mereka selama bertahun-tahun, sehingga secara langsung maupun tidak mereka akan membawa pengaruh dalam hidup.
Munculnya rasa persaingan dan saling membandingkan, ujar profesor dalam bidang perkembangan manusia dan keluarga, Susan McHale, karena manusia cenderung membandingkan diri dengan orang lain yang mirip dengannya. Seperti dikutip dari laman Refinery29, faktor eksternal seperti orang tua juga memegang peranan penting. Contohnya, kita akan selalu ingat ketika saudara dipuji oleh orang tua dan mengharapkan pujian yang sama.
Bisa juga ketika orang tua secara tidak langsung menciptakan kondisi kompetitif ketika memberikan tugas yang sama kepada anak-anaknya. Untungnya, pembandingan tersebut membawa dampak positif dengan meningkatkan rasa percaya diri dan saling mengagumi atau justru memandang saudara sebagai panutan. Namun, di sisi lain persaingan tersebut juga bisa membuat anak merasa tidak mampu berkompetisi dengan saudaranya dan menganggap dirinya sebagai orang yang gagal.
Padahal, bisa jadi anak hanya memiliki minat dan bakat yang berbeda dengan saudaranya namun tidak memperoleh pengakuan yang sama. Intinya, orang tua memegang peranan penting dalam menentukan persaingan yang terjadi antara anak-anaknya.
Artikel lain:
April Mop, Hati-hati Jika Ingin Ngerjain Anak
3 Hal Ini Menjawab Kenapa Anak-anak Perlu Yoga
5 Bahasa Cinta Anak, Buah Hati Anda Dominan yang Mana