TEMPO.CO, Jakarta - Pola pengasuhan orang tua zaman digital berbeda dengan zaman dulu. Untuk memberikan yang tebaik bagi putra putrinya, orang tua era digital mencari berbagai referensi mengenai informasi pola pengasuhan anak di dunia maya.
Tak hanya orang tua yang berinteraksi dengan dunia digital, anak masa kini juga akrab dengan gawai dan internet. Walau zaman digital orang tua juga patut memberi perhatian terhadap longgarnya pengawasan penggunaan Internet dan telepon seluler.
Beberapa perbedaan pola pengasuhan anak zaman dahulu dan masa kini:
1. Serba Internet, gawai, dan media sosial
Dulu:
Ilmu mendidik anak lebih banyak didapatkan dari generasi sebelumnya.
Sekarang:
Ilmu pengasuhan menciptakan banyak tren dan cenderung menerapkan ilmu yang didapatkan dari Internet dan pakar ketimbang orang tua. Berkonsultasi dengan pakar sekarang menjadi lebih mudah.
2. Mitos turun-temurun
Dulu:
Apa yang dikatakan nenek adalah benar.
Sekarang:
Perkembangan ilmu pengetahuan menunjukkan kesalahan pada mitos pengasuhan anak.
3. Fokus pengasuhan
Dulu:
Terpengaruh oleh pola didik generasi sebelumnya.
Sekarang:
Mendapat banyak pengaruh dari sosok di luar keluarga yang dianggap inspiratif dan menerapkan gaya asuh anak yang dipandang baik dan benar berdasarkan berbagai referensi.
4. Menegakkan disiplin
Dulu:
Cenderung otoriter karena anak dianggap akan berdisiplin jika orang tua menerapkan hukuman fisik.
Sekarang:
Penelitian mengungkapkan efek negatif gaya asuh yang otoriter yang berujung pada hukuman fisik. Orang tua saat ini lebih mengembangkan gaya asuh demokratis dan mengedepankan penjelasan-penjelasan rasional.
5. Mengembangkan potensi anak
Dulu:
Orientasi akademik dan sekolah tinggi untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan terbaik.
Sekarang:
Anak diberi ruang untuk mengembangkan potensi di luar bidang akademis, meskipun orang tua tetap menuntut prestasi akademis yang baik.
Berita lainnya:
Lindungi Anak dari Suara Keras
Kate Middleton Buat Keputusan Mengejutkan soal Sekolah Anak
Anak Sekarang Nyandu Gadget, Psikolog: Tengok Dulu Orang Tuanya