TEMPO.CO, Jakarta - Menurut studi terbaru, melakukan suatu hal yang baik kepada pasangan bisa meningkatkan kesehatan emosional. Penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Emotion ini membuktikan bahwa "memberi lebih baik daripada menerima".
Penelitian ini juga mendukung hipotesa Tenzin Gyatso, yang disebut sebagai “Dalai Lama terbaru”, tentang “perhatian kepada kesejahteraan orang lain mempengaruhi sisi afektif individu”.
Untuk menguji teori Dalai Lama itu, para psikolog mempelajari 175 pengantin yang baru menikah sekitar 7 bulan. Selama dua minggu, partisipan diminta untuk mengingat aksi pasangan yang harus mengorbankan kepentingan pribadinya demi memenuhi keinginan partnernya. Mereka juga mencatat keadaan emosional sehari-hari.
Rata-rata, para partisipan melakukan 65 tindakan penuh kasih dalam sehari dan menerima 59 kebaikan dari pasangannya. Tindakan tersebut meliputi mengubah jadwal pribadi untuk mengikuti keinginan pasangan, menunjukkan rasa syukur dan pujian, atau sekadar menunjukkan perhatian seperti membersihkan mobil pasangan sebelum pergi bekerja.
Para peneliti beransumsi, pasangan akan menuai manfaat paling banyak ketika tindakan kebaikan mereka dihargai pasangan. Dan hal itu benar adanya. Namun, peneliti juga menemukan fakta bahwa ‘para pemberi kebaikan’ mengalami peningkatan emosi meskipun tindakannya tidak disadari pasangannya.
Dilihat dari perspektif evolusi, hal ini cukup masuk akal. Sebab, menurut profesor psikologi di University of Rochester, New York, Amerika Serikat, Harry Reis, manusia bisa mendapat kepuasan dari tindakan tanpa pamrihnya kepada orang lain. “Manusia diciptakan untuk memberi. Kita adalah makhluk kooperatif. Ada mekanisme sosial dalam diri yang mendukung untuk melakukan hal-hal yang bersifat sosial,” ucap Harry.
Secara keseluruhan, penelitian Harry menunjukkan melakukan kebaikan untuk pasangan dengan mengharapkan imbalan bukanlah kunci kebahagiaan. “Yang penting adalah keikhlasan untuk melakukan kebaikan. Jika melakukan sesuatu karena mengharapkan balasan, maka akan merusak efeknya,” ujar Harry.
Ia juga menegaskan bahwa penelitian ini dilakukan kepada pasangan yang baru menikah sehingga mereka masih berada dalam ‘fase bulan madu’. Dengan begitu, hasil penelitian ini mungkin saja berbeda jika diterapkan pada pasangan yang sudah bersama dalam waktu yang lama.
Berita lainnya:
Reaksi Tubuh Jika Jarang Bercinta
Popcorn Ngepop 18 Rasa dari Chef Tony
Manfaatkan Sisa Ampas Kopi untuk Kecantikan dan Pekerjaan Rumah