TEMPO.CO, Jakarta - Selain Raja Keju Prancis, julukan "keju revolusi" tampaknya bisa pula disematkan pada camembert. Sebab, keju asli Prancis ini konon dibikin pertama kali pada 1790-an saat revolusi di negara itu bergelora. Keju ini awalnya diproduksi di Normandy, yang berada di wilayah pegunungan utara Prancis, oleh seorang pastor.
Sang pastor adalah pelarian yang dijatuhi hukuman mati. Pastor tersebut bersembunyi di kediaman Marie Harel, sepupu seorang uskup yang membantu pelariannya di Normandy. Marie memproduksi keju dalam jumlah besar untuk diperdagangkan di pasar lokal saban Senin.
Namun dia kerap pulang dengan tangan hampa karena kejunya berminyak dan tak digemari pembeli. Pastor tersebut lantas membantu Marie memperbaiki citarasa dan ukuran keju. Dengan segera, keju dagangan Marie jadi santapan favorit warga Normandy. Marie juga menetapkan ukuran panjang ideal keju hanya 11 sentimeter.
Kemasyhuran keju buatan Marie sampai ke telinga Napoleon. Hingga pada 1855 dia menyajikan keju ini kepada Napoleon. Di situ, dia memberi tahu bahwa keju nan lezat itu berasal dari Desa Camembert, yang merupakan desa tetangga.
Sejak itu, keju produksi Marie kian dikenal dan orang-orang menjulukinya keju camembert. Pada 1983, keju ini mendapat sertifikat Appellation d’Origine Contrôlée, sehingga hanya boleh diproduksi di Normandy dengan metode yang telah ditetapkan.
DINI PRAMITA
Berita lainnya:
Tak Ada Keju Mozzarella tanpa Mozaturra
Menikmati Semangkuk Keju Raksasa di Asia Restaurant
Alasan Si Keju Lembut Camembert Harus Cepat Dikonsumsi