TEMPO.CO, Jakarta - Kini bekerja tidak melulu harus pergi ke kantor. Banyak orang yang mendapatkan uang hanya dari rumah atau dengan berpindah tempat. Artinya, orang tersebut bisa bekerja di manapun dengan bermodalkan komputer jinjing, ponsel pintar, dan koneksi internet.
Kendati tren officeless semakin mengemuka, toko perabot dan asesoris rumah tangga yang berbasis di Swedia, IKEA masih meyakini banyak yang perlu kantor dan menjalankan bisnis dengan gaya konvensional. Buktinya, menurut Business Leader IKEA Indonesia, Mery Zola, masih ada pengunjung yang mencari perabot untuk memenuhi kebutuhan kantor.
Hanya saja, Mery mengatakan, tidak semua perusahaan memiliki anggaran yang besar untuk membeli perabot kantor. "Seringkali kami dihadapkan pada kesulitan memilih perabotan dengan desain dan kualitas yang sesuai, serta harga yang terjangkau untuk memulai bisnis," kata Mery dalam peluncuran IKEA Business di Alam Sutra, Rabu 8 Februari 2017.
IKEA Business, Mery menjelaskan, memberikan solusi bagi pengusaha yang bermodal kecil sehingga bisa mewujudkan keinginannya untuk memiliki kantor dengan desain dan perabotan yang memadai. Dalam peluncuran itu, IKEA memberikan contoh layanan perencanaan bagi usaha kecil menengah, dan para startup maupun pemilik usaha lainnya dalam menghadirkan solusi tempat kerja yang fungsional, berkualitas, nyaman dan terjangkau.
Inspirasi ruang kantor di IKEA. TEMPO/Alia F
Dalam setting ruangan yang tersedia di IKEA, pelanggan bisa meniru solusi display produk, tempat penyimpanan barang, pencahayaan, ruang kerja, dan elemen lainnya yang dapat dipadupadankan. Penataan ruang untuk bisnis butik misalnya. Dengan modal Rp 15 juta, pebisnis bisa mendapatkan perabotan sekaligus layanan konsultasi desain interior.
Inspirasi ruang coffee shop dan book store di IKEA. TEMPO/Alia F
Untuk jenis usaha kafe, Mery mengatakan, jika pemiliknya ingin menerapkan konsep kafe sekaligus toko buku, maka modal yang dibutuhkan untuk desain dan perabotan yang dibutuhkan sekitar Rp 90 juta. Adapun taman kanak-kanak atau daycare, IKEA menerapkan 'zero tolerance', misalnya tidak ada tonjolan lancip di setiap perabot demi keamanan. "Dengan modal Rp 20 juta, pebisnis taman kanak-kanak bisa mewujudkan tempat yang ceria dan menyenangkan khas anak-anak," ujarnya.
Inspirasi ruang taman kanak-kanak di IKEA. TEMPO/Alia F
ALIA FATHIYAH
Berita lainnya:
Jadilah Atasan yang Baik dengan Menerapkan 5 Hal Ini
Intip Ruang Makeup Lady Gaga di Panggung Super Bowl
Seperti Apa Rasanya Hubungan Asmara yang Menyenangkan