TEMPO.CO, Bandung - Biasanya burger dikemas menggunakan kertas atau kotak makanan. Tapi Maio Green Burger mengemas roti patty lapisnya dengan daun pisang. Sesuai dengan namanya ‘green’, burger yang pembuatannya digagas oleh Andi Asmawi, Rizki Yanuar, dan Taufik Hidayat, ini memiliki patty berwarna hijau.
Burger berwarna hijau ini dibuat dari sari pandan yang kemudian dipanggang dengan balutan daun pisang. Hasilnya, patty burger lebih beraroma dan memiliki tekstur lembut. Selain unik karena berwarna hijau, Andi mengatakan keistimewaan burger ini terletak pada mayones yang digunakan. Menurut dia, saus mayones dibuat dari olahan tangan sendiri sehingga bercitarasa khas.
“Awalnya kami coba membuat burger warna hijau. Melihat animo masyarakat cukup bagus, ya dilanjut,” kata Andi kepada Tempo di kedai Maio Green Burger di Jalan Sultan Agung Nomor 13, Bandung, Jawa Barat, Senin 30 Januari 2017. Pembuatan mayones, Andi melanjutkan, tidak menggunakan alat atau mesin melainkan diaduk dengan tangan dalam waktu lama. “Mayones kami memiliki tekstur dan rasanya berbeda. Ini andalannya.” Rasa dari moyenes handmade ini tidak terlalu asam dan tak seberapa kental.
Selain Maio Green Burger, pengunjung bisa memilih beberapa variasi menu burger, yakni Crying Burger, Chicken Burger dan Hotdog Green. Rentang harganya mulai Rp 25-41 ribu. Bagi yang doyan pedas, Anda disarankan mencoba Crying Burger yang rasa pedasnya bukan berasal dari saus sambal maupun merica. “Daging dan patty di burger ini sudah dibumbui dan diberi cabai rawit segar,” kata Rizki Yanuar. Tersedia dua tingkat kepedasan yang rasanya ‘menggigit’ lidah.
Pemilik kedai Maio Green Burger, Rizki Yanuar (berkaus biru) dan Andi Asmawi (kemeja putih) sedang memperagakan cara membuat burger di kedai mereka di Jalan Sultan Agung, Bandung, Jawa Barat. (TEMPO/Dwi Renjani)
Pengunaan bahan-bahan tradisional, seperti pewarna patty dari daun pandan, pedas cabai rawit, sampai pengemasan menggunakan daun pisang, menurut Andi, sesuai dengan cita-cita kedai burger ini. Dia menjelaskan, usaha yang dirintis bersama dua sahabatnya itu bukan sekadar usaha kuliner, melainkan ingin memperkenalkan inovasi makanan baru dengan cita rasa nusantara. “Kami ingin menonjolkan ciri khas dari makanan sunda yang bisanya dibungkus daun pisang. Aroma khas dari pembakaran daun pisang ini seperti pepesan,” ujarnya.
Kedai yang buka pukul 10.00 hingga 21.00 ini biasanya ramai dikunjungi pada siang hari dan akhir pecan. Seorang pengunjung yang sering mampir ke kedai Maio Green Burger, Eri Teguh mengatakan rata-rata menyantap burger tersebut empat kali dalam sebulan. “Saya biasanya ajak keluarga dan teman-teman ke sini sekalian makan burger,” ujarnya. “Yang bikin saya ketagihan itu mayonesnya, enggak bikin eneg.”
DWI RENJANI
Burger Pelangi, Burger Warna-warni
Berita lainnya:
Cara Tetap Tampil Cantik Saat Hamil
7 Tanda Anda Terlalu Manjakan Suami
Kuliner Serba Santan di Gang Gloria Glodok