TEMPO.CO, Jakarta - Makeup mineral menjadi alternatif produk kecantikan karena dianggap lebih aman bagi kulit. Menurut dr. Zakky Zamzami Madjid, MARS yang menggeluti bidang anti-aging dan estetik, makeup terbuat dari partikel halus bubuk oksida besi (zinc oksida) dan titanium oksida. Lantaran sifatnya yang halus, maka partikelnya mudah diserap kulit. “Sehingga bisa memberikan efek cahaya alami,” kata Zakky kepada Tempo.
Zakky menjelaskan, makeup mineral sangat ringan dan dapat dipakai sehari-hari karena tidak terlalu tebal dan tidak terlihat mencolok di wajah. Adapun fungsi partikel zinc oksida pada makeup mineral untuk melindungi kulit dari jerawat dan ruam. Sedangkan titanium oksida dapat melindungi kulit dari sinar matahari.
Artikel terkait:
Teknik Jamsu Bikin Makeup Awet Sampai 10 Jam
Kodo Nishimura Biksu yang Nyambi Jadi Makeup Artist
Suka Pakai Makeup Long Lasting, Perhatikan Risikonya
Kendati makeup mineral mengandung partikel yang melindungi kulit dari matahari, Zakky menyarankan agar tetap menggunakan tabir surya atau sunblock sebagai lapisan dasar sebelum mengusapkan bedak mineral atau foundation pada wajah. Zakky yang sedang menempuh jenjang Magister Anti Aging & Aesthetic Medicine di Universitas Padjajaran ini menambahkan, makeup mineral tak mengandung minyak, pengawet, pewarna sintetis, dan paraben, sehingga baik untuk sensitif dan mereka yang alergi terhadap kosmetik berpengawet.
Ahli kimia kosmetika Jim Hammer mengatakan makeup mineral mulai dikenal sejak 1970-an. Pada prinsipnya, menurut Hammer, makeup mineral hadir seiring dengan kebutuhan manusia untuk kembali ke kosmetika berbahan alami. Salah satu penerapan makeup mineral paling awal, adalah penggunaan kohl pada tampilan mata Cleopatra.
Adapun orang yang pertama kali memasarkan konsep makeup mineral adalah Diane Ranger. Ahli kimia kosmetika ini mendirikan berbagai label makeup mineral, diantaranya Bare Escentuals dan Colorescience Pro pada 1976. Saat itu, menurut Ranger, semakin banyak perempuan yang mengeluhkan masalah pada kulit setelah menggunakan kosmetika tertentu karena kulitnya sensitif.
Baca juga:
Wanita Lekat dengan Makeup, Pahami Dulu Rambunya
Makeup Luntur karena Keringat dan Polusi, Apa Solusinya?
Produk Makeup yang Membahayakan Kulit Jika Sering Dipakai
Hammer menjelaskan, perbedaan mendasar dari makeup mineral dengan yang konvensional adalah, makeup mineral tidak mengandung minyak emolien dan lilin, serta bahan pengawet. Yang paling mencolok, dia melanjutkan, makeup mineral tidak berbau atau bebas dari wewangian yang bisa memicu iritasi.
Meski memiliki komposisi yang sangat ringan dan lembut, makeup mineral tidak disarankan tetap melekat pada wajah saat Anda tidur karena tetap menyumbat pori, meski sedikit. Ahli kulit Francesca Fusco mengatakan makeup mineral biasanya tak bertahan lama di wajah, ketimbang makeup konvensional. Sebab, makeup mineral tidak mengandung bahan-bahan kosmetik standar seperti binder dan polimer tahan air. Makeup mineral juga terbatas dalam pemilihan warna, sehingga mungkin sulit untuk menemukan kecocokan untuk warna kulit pemakainya.
Fusco tak setuju tentang klaim makeup mineral mampu mempersihkan atau meredakan radang karena jerawat. Menurut dia, banyak faktor yang memicu munculnya jerawat dan tak bisa dikontrol oleh makeup, salah satunya perubahan kadar hormon. “Kandungan zinc dalam makeup mineral memang dapat meredakan peradangan, tapi tak mungkin mengobati jerawat,” ujarnya. Sebab itu bagi Anda yang berjerawat, Fusco merekomendasikan agar menggunakan produk perawatan kulit yang memang ditujukan untuk kulit berjerawat.
RINI K | NIA PRATIWI
Berita lainnya:
Nita Thalia Kena Masalah Saraf Setelah Perawatan Wajah
Tina Talisa: Berhenti Kerja Demi Anak dan Menata Hidup
Cerita Cinta Anak Sulung, Tengah, Bungsu, dan Tunggal