TEMPO.CO, Jakarta - Inspirasi bisa datang dari mana saja, termasuk dari alam. Gunung Bromo misalnya, salah satu gunung api yang berstatus aktif di Indonesia menyimpan banyak gagasan yang menarik dari kontur gunung, padang pasir, juga ritual dan adat suku Tengger, seperti Yadynya Kasada.
Yadnya Kasada adalah ritual yang dilakukan suku Tengger setiap hari ke-14 bulan Kasada sebagai bentuk rasa syukur terhadap Sang Hyang Widhi. Penduduk suku Tengger akan mempersembahkan beragam sesajen seperti hasil tani, penganan tradisional, dan binatang ternak ke dalam kawah gunung Bromo.
Baca Juga:
Ritual ini berawal dari kisah pasangan pertama Tengger, Roro Anteng dan Joko Seger, dan perjuangan mereka mendapatkan keturunan dari Sang Dewa. Perjanjian yang disepakati antara Sang Dewa dan keduanya mewajibkan mereka untuk mengorbankan anak bungsunya.
Setelah dianugerahi 25 anak, mereka lupa mengorbankan anak bungsunya. Dewa pun marah dan anak bungsu bernama Kesuma ditarik ke dalam kawah Bromo. Agar kejadian serupa tidak terulang, Kesuma meminta kepada saudaranya untuk mempersembahkan sesajen setiap tanggal 14 bulan Kasda sesuai penanggalan suku Tengger.
Kisah di balik ritual suci ini dituangkan dengan apik dan unik ke dalam koleksi busana modern bertajuk Yadnya Kasada Spring/Summer 2017 oleh desainer Mel Ahyar, lewat label Mel Ahyar First.
“Kurang lebih ada 20 look dalam koleksi ini, dengan material utama organdi silk, satin, dan linen,” ujar desainer lulusan ESMOD melalui surat elektronik kepada TEMPO.
Untuk menambahkan kesan modern, Mel Ahyar menggambarkan kisah cinta Roro Anteng dan Joko Seger serta luapan gunung Bromo saat menelan tubuh Kesuma dalam motif-motif garis lengkung dan bergelombang. Garis-garis ini juga mewakilkan desiran angin di gunung Bromo dan gemerisik Segoro Wedi atau lautan pasir.
Motif printing yang megah dan berbeda dibuat sedemikian rupa untuk menuangkan kisah tersebut dalam grafis modern dan unik. Hiasan yang disusun dalam setiap potongan pakaian menjadi simbol dari sesajen yang dipersembahkan dalam upacara.
Pemilihan warna-warna koleksi juga terinspirasi dari gunung Bromo. “Seperti asap di kawahnya, padang pasir, dan waktu fajar di gunung Bromo, warna yang dipilih adalah off-white hitam, coklat terang, dan merah,” ujar Mel Ahyar.
Dalam koleksi kali ini, Mel Ahyar menonjolkan siluet pakaian yang longgar dan berkibar, yang menggambarkan kencangnya angin gunung Bromo. Sepeti cape, gaun berpotongan A-line, dan luaran yang longgar. Salah satu koleksinya adalah gaun Mansija. Gaun berwarna off-white berpotongan A-line dengan motif garis yang menggambarkan sosok Roro Anteng dan Joko Seger.
Sebagian koleksi dari Yadnya Kasada sudah diluncurkan pada pagelaran IPMI Trend Show 2017 bertajuk Made in Indonesia atau MID, November 2016 di The Hall Senayan City.
NIA PRATIWI
Baca juga:
Imlek, Harapan di Sepotong Kue Keranjang
Mitos Berhubungan Intim Selama Kehamilan
Riset: Nyeri Punggung Berkaitan dengan Gangguan Mental