TEMPO.CO, Jakarta - Debat Pilkada DKI Jakarta yang kedua akan berlangsung Jumat besok, 27 Januari 2017. Moderator debat tersebut adalah Tina Talisa dan Eko Prasojo. Tina pernah bekerja sebagai pembawa acara di beberapa stasiun televisi, sedangkan Eko adalah dekan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia dan sebelumnya pernah menjabat Wakil Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Berita terkait:
Ira Koesno Pernah Salah Kostum, Disebut Kampungan
Ira Koesno Tak Jadi Moderator Debat, KPU DKI Buka Lamaran
Ira Koesno Lebih Panik Ketinggalan Ponsel atau Kotak Makeup?
Sebelum menyaksikan debat Pilkada DKI Jakarta yang kedua besok, ada beberapa kejadian yang belum banyak diketahui masyarakat terkait pelaksanaan debat Pilkada Jakarta pertama, Jumat, 13 Januari 2017. Dalam perbincangan dengan Tempo, Jumat 20 Januari 2017, moderator debat pertama, Ira Koesno mengungkapkan beberapa peristiwa menarik. Berikut ini rinciannya:
1. Ira Koesno menolak pakaian dari penyelenggara
Ira Koesno mengatakan pakaian yang dikenakannya saat memandu debat adalah pilihannya sendiri. Itu terjadi bukan karena penyelenggara tidak menyediakan busana bagi moderator, melainkan pakaian yang disodorkan tidak sesuai dengan selera Ira Koesno.
“Warnanya enggak saya banget. Baju luaran-nya warna biru telur asin dan dalamannya pink,” kata Ira Koesno. “Bukan apa-apa. saya enggak mau bicara di depan dan tergagap-gagap cuma karena enggak nyaman.”
Pilihan warna busana menjadi penting saat debat karena moderator dilarang punya preferensi kepada salah satu pasangan calon. Jika merujuk pada warna favorit Ira Koesno, yakni merah, hitam, dan putih, jelas bahwa baju putih dan merah tidak bisa digunakan. Sedangkan hitam, menurut dia, juga tidak bagus lantaran background panggungnya gelap. Alhasil, Ira Koesno memilih busana berwarna coklat muda.
2. Ira Koesno selalu dibisiki berapa kali menyebut pasangan calon
Ira Koesno yang berdiri di atas panggung bersama para pasangan calon selalu diingatkan melalui earphone, sudah berapa kali dia menyebut pasangan calon tertentu. “Dari awal saya diwanti-wanti bahwa bintangnya adalah para pasangan calon,” kata Ira Koesno. “Yang kedua netral.”
Jadi, ketika Ira Koesno mengatakan, “tahan-tahan paslon A,” di telinganya ada yang membisikkan kalau dia sudah menyebut pasangan calon itu satu kali, dua kali, begitu seterusnya hingga acara selesai. “Maksudnya supaya semua disebut dan harus sama. Jangan sampai ada yang merasa dianaktirikan,” ujar Ira Koesno. Sebab, dia melanjutkan, suasana kebatinan saat itu sensitif dan semua pihak berusaha menjaga situasi tetap kondusif.
3. Tak Tahu sudah onair
Ira Koesno mengklarifikasi pernyataannya yang menyebutkan tangan calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti dingin. Menurut Ira Koesno, ucapan itu disampaikan sebelum debat dimulai saat dia berjabat tangan dengan seluruh pasangan calon. “Tidak ada maksud apapun dan saya tidak tahu itu sudah onair,” katanya.
Agus menolak memaknai ucapan Ira Koesno tersebut. “Saya tak mau berburuk sangka, mungkin sekadar joke (candaan),” ujarnya.
RINI K | DINI TEJA
Berita lainnya:
Ini yang Bikin Anda Tak Lagi Dihormati di Kantor
Cerita Cinta Anak Sulung, Tengah, Bungsu, dan Tunggal
Tak Ada Larangan Naksir Sahabat, Tapi Pelajari Dulu Rambunya