Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketika Anak Kedua Lahir, Ini Cara Menjaga Perasaan Si Kakak

Editor

Sandra

image-gnews
Seorang pengunjung menyantap makanannya bersama kedua anaknya di hotel Al Meroz, Bangkok, Thailand, 29 Agustus 2016. Hotel berbintang empat ini menawarkan makanan halal dan juga fasilitas untuk berdoa bagi umat muslim. REUTERS/Chaiwat Subprasom
Seorang pengunjung menyantap makanannya bersama kedua anaknya di hotel Al Meroz, Bangkok, Thailand, 29 Agustus 2016. Hotel berbintang empat ini menawarkan makanan halal dan juga fasilitas untuk berdoa bagi umat muslim. REUTERS/Chaiwat Subprasom
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah menikah, tujuan selanjutnya dari sebuah pernikahan ada memiliki momongan. Ketika anak pertama lahir, dunia terasa indah. Anda dan suami sibuk merawat, membesarkan dan mendidik si sulung.

Namun dunia seketika berubah ketika si adik lahir sebagai anak kedua. Orang tua mulai khawatir jika si kakak merasa dikucilkan karena kedua orang tuanya lebih perhatian pada sang adik. Efeknya, perhatian pada si adik pun berkurang.

Baju-baju kebanyakan lungsuran kakaknya--kalau keduanya berjenis kelamin sama. Pulang kerja pun, anak pertamalah yang mendapatkan pelukan pertama.

Anggia Chrisanti, konselor dan terapis DEPTH (deep psych tapping technique) di Biro Konsultasi Psikologi Westaria yang juga banyak menangani kasus anak-anak di Kemensos, menguraikan beberapa poin yang menyadarkan.

#Si Sulung 
Anak sulung sejatinya tipikal dengan anak tunggal. Berapa pun lama atau sebentar, dia anak tunggal selama belum punya adik. Apalagi dengan harapan-harapan besar, persiapan dan kehebohan menyambutnya, termasuk (secara otomatis) pemanjaan (baca: pemenuhan yang cenderung berlebihan), akan didapatkan dan dirasakan si sulung saat menjadi anak tunggal itu.

“Maka, hampir pasti pula dia adalah anak emas pada masanya. Pada saat itu, semua terasa baik-baik dan sah-sah saja. Tidak ada yang salah,” buka Anggia. 

#Anak Kedua 
Hingga datang adik baru alias si anak kedua. Semua hal menyenangkan yang diterima dan dirasakan sebagai anak emas mulai terancam, bahkan sejak adik masih di dalam kandungan. Oleh karenanya, muncul naluri superioritas pada anak pertama. Yaitu ketika anak sulung akan berusaha lebih menguasai dunianya agar tidak diambil alih adiknya.

“Sayangnya, tanpa sadar, orang tua yang khawatir berlebih—mengenai anak sulung yang akan cemburu dengan kehadiran adik—justru malah semakin menegaskan bahwa perhatian lebih diarahkan kepada si sulung. Yang notabene sudah pernah mendapatkan segalanya, sejak sebelum dilahirkan hingga saat adiknya lahir,” ujar Anggia. “Sikap orang tua inilah yang tanpa sadar menjadikan kondisi anak kedua selalu menjadi yang kedua atau dinomorduakan,” sambungnya. 

#Tidak Spesial
Dengan alasan ingin membuat nyaman si kakak, ingin agar kakak tidak cemburu, anak kedua seolah sengaja dibuat agar tidak spesial. “Semuanya harus berbagi dengan kakaknya, yang padahal telah mendapatkan semuanya sejak sebelumnya,” Anggia menjelaskan.

#Sang Kompetitor 
Itu sebabnya, dalam keseluruhan hidupnya, dalam alam bawah sadarnya, terbentuklah jiwa atau nurani kompetitor. Anak kedua selalu terdorong untuk berkompetisi, bahkan dalam hal sekecil apa pun. Karena untuk mendapatkan apa pun, dia selalu harus berbagi dengan kakaknya. Dan semakin parah ketika kemudian harus mengalah dengan adiknya, jika ada anak ketiga nantinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anak kedua juga hampir tidak pernah menjadi dirinya sendiri. Anak kedua cenderung selalu dibandingkan (baik secara sadar atau tidak) dengan kakaknya atau adiknya. Hal ini, pada skala yang lebih luas, akan berpengaruh pada kehidupan sosialnya kelak.

“Sehingga tidak mengherankan, kemudian terkenal sebutan bagi anak kedua sebagai troublemaker (pencari masalah). Padahal dia hanya merasa harus berkompetisi dengan siapapun untuk mendapatkan atau mempertahankan apa pun yang menurutnya adalah haknya,” urai Anggia.

#Sayang Anak 
Jadilah orang tua yang sayang anak. Semua anak. Tanpa membedakan. Berikanlah hak masing-masing. Jika si kakak pernah, boleh, dan sah menjadi anak emas, mengapa anak kedua tidak boleh? Jika anak pertama pernah mendapatkan kehidupan pribadinya yang hanya miliknya, mengapa anak kedua tidak bisa? Gunakanlah prinsip customer service, misalnya, di sebuah bank.

“Seorang customer service akan tetap memberi pelayanan prima kepada setiap klien walaupun itu adalah klien ke-1.000 di hari itu. Dengan senyum yang sama, sikap baik dan keramahan yang sama, kesabaran yang sama dalam menjawab pertanyaan, seolah itu adalah klien pertama. Jangan sampai terjadi sebaliknya, seperti kurang motivasi, malas-malasan, apalagi tidak mood menghadapi pelanggan ke-1.000 itu tadi,” beri contoh Anggia.

Nah, orang tua pun harusnya seperti itu. Perlakukan semua anak, walaupun anak ke-11, dengan kasih sayang, kesabaran, perhatian, antusiasme, dan kegembiraan yang sama seperti ketika mendapatkan anak pertama. Karena bagi anak-anak ini, baik anak kedua dan berikutnya, kehidupan mereka baru dimulai saat mereka lahir. Mereka punya hak yang sama dari nol, bukan kemudian hadir hanya untuk melengkapi kehidupan kakak-kakak atau adik-adik.

“Setiap anak punya kehidupan sendiri, haknya masing-masing. Harus diberikan sama, sesuai kebutuhannya, sesuai porsinya. Jangan dibedakan kecuali Anda ingin anak Anda menjadi 'berbeda',” pungkas Anggia.

TABLOIDBINTANG

Baca juga:

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

50 hari lalu

Nikita Willy bersama anak pertamanya, Issa Xander Djokosoetono. Foto: Instagram/@nikitawillyofficial94
Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.


Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

50 hari lalu

Ilustrasi ibu bahagia saat mencium anaknya. Foto: Unsplash/Humberto Chavez
Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.


Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

23 Januari 2024

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini. Foto: Canva
Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.


Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

9 Januari 2024

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya. Foto: Canva
Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.


Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

10 Desember 2023

Ilustrasi anak memandang pohon Natal. Unsplash.com/Greg Rosenke
Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?


Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

28 November 2023

Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com
Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.


4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

23 November 2023

www.graphics.iparenting.com
4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini


Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

20 November 2023

Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang
Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.


5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

27 September 2023

Ilustrasi anak dan orang tua melakukan kegiatan seru. Freepik.com/Jcomp
5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.


Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

30 Agustus 2023

Ilustrasi keluarga. (Pexels/William Fortunato)
Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

Kenali pola parenting asah, asih, asuh yang wajib dipenuhi orang tua pada anak dan manfaatnya kini dan kelak.