Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Psikolog: Usia Matang Belum Juga Nikah, Ibarat Dikejar Utang

image-gnews
Ilustrasi wanita depresi. shutterstock.com
Ilustrasi wanita depresi. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki tahun baru biasanya banyak orang yang berusaha meraih level kehidupan yang lebih tinggi. Namun, tidak jarang masih ada yang senang berkutat di tempat yang sama. Salah satunya, enggan serius dalam hal asmara. Padahal dari segi usia sudah menuntut kenaikan 'tingkat'.

Dalam teori perkembangan yang ditulis Elizabeth B. Hurlock, mereka yang memasuki usia 18-30 tahun, sudah seharusnya terikat dalam pernikahan, membentuk keluarga, bekerja, dan mengaktualisasikan diri. “Jadi, jika Anda sudah memasuki usia ini (apalagi melewatinya), tak ada alasan untuk tidak bergerak dan memutuskan menjalani itu semua,” ungkap Anggia Chrisanti, konselor dan terapis di Biro Konsultasi Psikologi Westaria.

Tugas perkembangan tidak pernah bisa dihilangkan atau dilewati. Ibarat utang yang jika tidak dibayar, hampir pasti akan memunculkan masalah lain. Selain itu, banyak juga di antara kita yang lebih memilih mencari 1.001 pembenaran untuk tidak melakukan apa yang menjadi tugas perkembangan ketimbang fokus untuk mencapainya.

“Tentu saja, bukan berarti Anda ngoyo dan gelap mata dalam mengambil keputusan semata agar utang itu terlunasi. Namun bukan berarti mengabaikannya dan justru sibuk dengan membuat alibi pembenaran. Misal, yang belum mau menikah, membuat alibi sibuk bekerja. Pada beberapa kasus, tidak mau menikah dengan alibi sibuk mengurus orang tua,” tutur Anggia.

Mengapa pengabaian ini menjadi masalah? Menurut Anggia, tidak lain karena kehidupan punya aturan keseimbangan. Coba perhatikan orang-orang di sekitar Anda atau mungkin diri sendiri, yang sudah masuk usia dewasa (bahkan lebih), ketika tugas pada tahap ini tidak atau belum tercapai, biasanya hampir pasti muncul berbagai keluhan. Bisa berupa keluhan fisik (mudah sakit), keluhan psikis (mudah galau, stres), atau keluhan perilaku (hura-hura, nongkrong, dan lain-lain).

“Tidak salah jika kita masih akrab dengan beberapa teman atau sahabat di masa lalu. Namun jika terlalu dekat dan tergantung, bahkan untuk hal-hal sepele, itu bagian dari masalah perilaku dan tanda kedewasaan yang belum tercapai,” ujar Anggia. “Karena salah satu ciri kedewasaan adalah mandiri. Tidak tergantung, mampu berdiri sendiri, membuat kebahagiaan sendiri.”   

Selalu ada jalan keluar dari setiap masalah. Dan tidak pernah ada kata terlambat, termasuk dalam hal ini. Tugas perkembangan, terutama untuk menikah dan berkeluarga yang terlewat, masih bisa dikejar dan diraih. Anda bisa melakukan beberapa langkah berikut, seperti yang disampaikan Anggia:

1. Untuk Anda yang sudah atau bahkan melewati usia dini, sebaiknya lebih memperhatikan apa-apa saja tugas perkembangan yang seharusnya sudah tercapai atau terlewati.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Mengetahui, mengerti, dan memahami tugas perkembangan yang ingin diraih agar Anda bisa tahu pasti apa yang sudah dan apa yang belum tercapai. “Karena kita harus melakukannya secara efektif, jangan buang-buang waktu lagi,” ujar Anggia.

3. Jangan menyepelekan. Apa pun yang belum terlewati, itu harus menjadi fokus Anda. Mungkin bisa menjadi resolusi utama di tahun yang baru ini.

4. Daripada menyibukkan diri mencari alibi dan pembenaran, sebaiknya sadari kondisi sesungguhnya. Ini pun bagian dari tahap kedewasaan. Jangan terus berlari dan mencari pelarian.

5. Jangan terlalu nyaman dengan kehidupan atau pertemanan yang selama ini melenakan, karena selalu ada pemakluman. Segera keluar dari zona nyaman, dengar dan lihat yang sebenarnya terjadi. Walaupun menyakitkan, lebih baik daripada terus hidup dalam lingkungan yang melakukan pembiaran.

6. Jangan ragu hubungi atau berkonsultasi kepada yang lebih ahli. Pada akhirnya, untuk setiap masalah dalam hidup ini, kita sendirilah yang bertanggung jawab menyelesaikannya.

TABLOIDBINTANG

Berita lainnya:
Nutrisi dari Bayam yang Gampang Hilang
Efek Ibu Hamil yang Sering Minum Alkohol pada Janin

Penyakit Apa yang Perlu Antibiotik? Ini Penjelasan Dokter

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Apa Itu Platonic Relationship dan Karakteristiknya

15 hari lalu

Platonic relationship adalah salah satu hubungan yang mengedepankan kedekatan tanpa gairah atau nafsu. Ini pengertian dan karakteristiknya. Foto: Canva
Mengenal Apa Itu Platonic Relationship dan Karakteristiknya

Platonic relationship adalah salah satu hubungan yang mengedepankan kedekatan tanpa gairah atau nafsu. Ini pengertian dan karakteristiknya.


The Strained Joko Widodo and Megawati Relationship

2 Oktober 2023

The Strained Joko Widodo and Megawati Relationship

The relationship between President Joko Widodo and Megawati Soekarnoputri is becoming increasingly tense.


Terjebak dalam Hubungan Tanpa Status, Hati-Hati Alami Situationship

13 Desember 2022

Ilustrasi wanita patah hati atau putus cinta. Freepik.com
Terjebak dalam Hubungan Tanpa Status, Hati-Hati Alami Situationship

Situationship adalah kondisi yang menggambarkan hubungan tanpa status. Jika menjalani, siap terima konsekuensinya.


Jangan Menyangkal Sakit Hati Dikhianati, Ayo Bangkit dan Pulihkan Diri

7 Agustus 2021

Ilustrasi wanita bersedih. shutterstock.com
Jangan Menyangkal Sakit Hati Dikhianati, Ayo Bangkit dan Pulihkan Diri

Wajar jika kamu merasa sakit hati karena dikhianati. Tapi sampai batas mana sakit hati itu bersemayam di dalam dirimu?


Terjebak dalam Hubungan Pertemanan yang Toxic, Lakukan 4 Langkah Berikut

22 Juli 2021

Ilustrasi pertemanan wanita. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Terjebak dalam Hubungan Pertemanan yang Toxic, Lakukan 4 Langkah Berikut

Kita harus menjaga pikiran tetap sehat dan jernih selama pandemi Covid-19. Sebab itu, jangan ambil risiko membangun hubungan yang toxic.


Sri Mulyani: Pemimpin Harus Masukkan Ego ke Lemari Es, Dikunci, Ditutup

6 Maret 2021

Sri Mulyani. Instagram/@smindrawati
Sri Mulyani: Pemimpin Harus Masukkan Ego ke Lemari Es, Dikunci, Ditutup

Menteri Keuangan Sri Mulyani berbicara soal peran perempuan sebagai pemimpin.


9 Tips Agar Pria Tidak Lama Melajang

20 November 2018

ilustrasi pria sendiri (pixabay.com)
9 Tips Agar Pria Tidak Lama Melajang

Data menyatakan dunia bakal menghadapi ledakan jumlah pria yang lebih banyak daripada wanita. Simak 9 tips agar para pria tidak terlalu lama melajang.


Rasakan 5 Hal Ini dengan Pasangan, Tanda Hubungan akan Berakhir

14 November 2018

Ilustrasi pasangan putus. shutterstock.com
Rasakan 5 Hal Ini dengan Pasangan, Tanda Hubungan akan Berakhir

Para Pasangan suami istri perlu memahami kondisi saat hubungan sudah berada di ujung tanduk. Simak beberapa tanda hubungan akan berakhir.


Dijahati Teman, Tetaplah Bersikap Baik dan Rasakan Manfaatnya

30 Juni 2018

Ilustrasi gosip/pertemanan. Shutterstock
Dijahati Teman, Tetaplah Bersikap Baik dan Rasakan Manfaatnya

Ketika ada teman yang membencimu, jangan berfokus pada kebencian itu. Gunakan sikap teman tadi supaya kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik.


Putus Cinta? Simak 3 Hal Atasi Putus Cinta Menurut Studi Ini

5 Juni 2018

Ilustrasi putus cinta. Shutterstock.com
Putus Cinta? Simak 3 Hal Atasi Putus Cinta Menurut Studi Ini

Sebagian orang yang mengalami insomnia, pikiran terganggu dan bahkan sistem kekebalan tubuhnya menurun bila putus cinta.