TEMPO.CO, Bandung - Sebagai penikmat kopi, pasti Anda sudah menjelajahi banyak kedai kopi yang punya ciri khas masing-masing. Kedai kopi sejatinya tak hanya menyuguhkan beragam kopi pilihan dari dalam maupun luar negeri beserta cara pengolahannya, namun juga menawarkan suasana yang nyaman untuk pengunjung.
Salah satu kedai kopi yang memberikan suasana berbeda adalah Box of Coffee. Kafe yang terletak di Jalan Sulanjana, Bandung, Jawa Barat ini memiliki konsep luar ruang yang dilengkapi dengan hammock atau buaian. Jadi, Anda bisa tiduran di hammock yang berayun pelan di antara pepohonan rindang, sambil menyeruput kopi dan camilan. “Konsep kedai ini semi outdoor, untuk tempat berkumpul yang nyaman dan menyenangkan,” kata Ghia R. Putra, pemilik Box of Coffee kepada Tempo, Senin 16 Januari 2017.
Baca Juga:
Selain menawarkan suasana, Ghia menjelaskan, kedai kopi yang mulai beroperasi pada Oktober 2016 ini juga menunjukkan bagaimana kopi pesanan pelanggan dibuat. Proses pembuatan yang beragam menjadikan rasa kopi yang disajikan berbeda-beda walau terbuat dari biji kopi yang sama. Teknik penyeduhan kopi yang diterapkan oleh para barista, antara lain manual brewing seperti kono, kinto, kalita wave, dan flat bottom.
Barista menyeduh kopi di Box of Coffee, Bandung. (DWI RENJANI | TEMPO)
Ghia mengatakan, pelanggan yang belum tahu bagaimana cara menyeduh kopi dapat melihat langsung prosesnya di depan para barista. Mereka tinggal memesan kopi seperti apa yang diinginkan, kemudian barista akan memilihkan jenis kopi dan teknik penyeduhannya. Beberapa pilihan biji kopi yang tersedia, antara lain kopi Toraja, Berastagi, Ciwidey, Ethiopia, dan Brazil.
Kedai yang buka mulai pukul 17.00 sampai 24.00 ini biasanya ramai pengunjung pada Jumat, Sabtu, dan ahad. Satu cangkir kopi dibanderol mulai Rp 12-20 ribu. Dalam sehari, Ghia dan rekan-rekannya rata-rata membuat 25-30 cangkir kopi. “Pada hari-hari tertentu, bahkan bisa mencapai 80 cangkir,” ujar Ghia.
Seorang pengunjung, Dicky mengatakan sering datang ke Box of Coffee bersama teman-temannya karena kedai ini populer di kalangan anak muda. “Harganya murah dan suasananya nyaman,” kata lelaki 27 tahun ini. “Kalau bosan duduk, bisa tidur-tiduran di hammock.”
DWI RENJANI
Berita lainnya:
Tip Bahagia Menjadi Orang Tua Tunggal
Melania Trump Pakai Rancangan Ralph Lauren untuk Inagurasi
Tak Ada Larangan Naksir Sahabat, Tapi Pelajari Dulu Rambunya