TEMPO.CO, Jakarta - Waktu makan siang bisa menjadi kesempatan untuk mengisi ulang tenaga dan pikiran. Ini bukan alasan klise untuk kabur dari bos atau mangkir dari pekerjaan.
Banyak studi justru menunjukkan sebaliknya. Pergi dari meja kerja saat jam istirahat bisa membuat karyawan lebih produktif, kreatif, dan menjadi kesempatan untuk menjalin koneksi lebih banyak.
Baca Juga:
Pemilik Virgin Atlantic, Richard Branson, pernah mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa ia memakai jam makan siang untuk bertemu dengan pesaingnya. Hanya dengan mengajak makan siang, bos British Airways, Sir Colin Marshal, Branson berhasil mendamaikan konflik di antara kedua perusahaan maskapai asal Inggris itu. "Kami makan siang di rumah saya, di London, dan sejak saat itu menjadi teman," katanya.
Sebuah studi dari Universitas Michigan, Amerika Serikat, mengatakan, karyawan yang sekadar berjalan-jalan di taman saat waktu istirahat memiliki kemampuan ingatan dan menyimak lebih baik. Olahraga bisa membuat kedua kemampuan itu bertambah baik. Endorfin yang muncul ketika berolahraga bisa menambah energi untuk kembali bekerja.
Jika tidak suka berolahraga, membaca bisa menjadi pilihan. Menambah informasi sebanyak mungkin ketika jam istirahat membuat hasil kerja lebih baik. Tak hanya membaca buku, bisa pula dengan menonton film, tidur siang, atau sekadar mendengarkan musik. Semua bisa disesuaikan dengan kesukaan setiap orang untuk membangkitkan semangat bekerja.
Kalau ini belum cukup membuat Anda pergi dari meja kerja, mungkin alasan dari President Humor of Work, Michael Kerr, bisa menjadi pertimbangan. "Duduk terlalu lama berbahaya bagi kesehatan," ujarnya. "Jadi, sekadar mengambil makan dari ruang sebelah merupakan aktivitas penting.
KORAN TEMPO
Berita lainnya:
Bintang Korea Seolhyun Membagi Rahasia Tubuh Indah
Kebiasaan Buruk Akibat Terlalu Nyaman di Tempat Kerja
Arti di Balik Seragam Keluarga Obama di Pidato Perpisahan