Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mari Kenali Karakter Batik Sumatera

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Batik Lampung. istimewa
Batik Lampung. istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Batik asal tanah Sumatera seolah menemukan jalannya untuk kembali bersinar di sepanjang 2016. Banyak acara digelar untuk mengenalkan batik-batik asal Sumatera. Beberapa perancang busana tak ragu menggunakannya sebagai bahan dasar koleksi yang dipamerkan dalam pekan mode bergengsi, seperti Jakarta Fashion Week.

Perancang Ria Miranda, yang berdarah Minang, mengenalkan batik Liek atau batik tanah liat yang merupakan batik khas Sumatera Barat dalam Jakarta Fashion Week 2017. “Saya ingin memberi tahu kepada masyarakat luas bahwa Sumatera Barat juga memiliki batik yang harus dilestarikan,” tutur dia.

Tidak bisa disangkal, batik memang identik dengan Jawa. Asal-usul namanya pun “njawani”. Batik berasal dari kata amba dan tik. Amba berarti menulis, tik adalah titik. Walhasil, batik disebut juga sebagai proses menerakan titik-titik malam atau lilin ke atas sehelai kain.

Secara umum, canting, kuas, atau cap merupakan sarana yang digunakan untuk membubuhkan malam. Cara pembuatan batik Sumatera pun mengikuti kaidah ini. “Perbedaan batik Sumatera dengan batik Jawa yang mendasar adalah corak dan pewarnaan. Batik Sumatera kurang begitu populer karena tidak dipakai sehari-hari,” kata Titiek Djoko Sumaryono, Ketua Bidang Hubungan Masyarakat dan Promosi Yayasan Batik Indonesia.

Titiek mengatakan persebaran batik di tanah Sumatera sudah terjadi berabad-abad silam. “Karena itu, beberapa coraknya terkait dengan kerajaan yang berkuasa saat corak itu lahir,” ucap dia.

Menurut Titiek, batik di tanah Aceh sudah lama ada berkat kegiatan perdagangan yang membawa batik Jawa Tengah sebagai komoditas. Menurut beberapa literatur, salah satunya buku Batik Indonesia Soko Guru Budaya Bangsa yang diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian, jejak batik di Aceh sudah terekam pada abad ke-17. Hingga akhirnya Aceh memiliki batik sendiri dengan motif yang sesuai dengan budaya setempat.

Motif batik Aceh yang terkenal adalah pintu Aceh dengan warna-warna terang, seperti merah, hijau, kuning, dan merah muda. Motif pintu Aceh digambarkan serupa dengan pintu rumah adat Aceh, terutama ukurannya yang rendah. Motif ini melambangkan sikap masyarakat Aceh yang mudah menerima perbedaan.


Batik Aceh motif Pintu Air (pinterest.com)

Di Medan, Sumatera Utara, motif yang berkembang cenderung mewakili ciri etnik, serupa dengan ulos. Misalnya, motif pelana kuda yang menunjukkan ciri Melayu Deli dan motif pani patunda yang identik dengan Simalungun. Malam yang digunakan berasal dari getah kayu damar dan kayu tusam yang ditambahkan lemak sapi atau kerbau. Semua bahan dimasak secara bersamaan sebelum dicanting.

Riau berbeda lagi lantaran terkenal dengan batik cap yang disebut batik Tabir. Batik ini menjadi kerajinan favorit bangsawan di Kerajaan Siak. Konon, cap yang digunakan terbuat dari perunggu. Cap ini menghasilkan motif yang mirip kerajinan tekat, yang mengadaptasi motif daun dan bunga.


Batik Riau (Istimewa)

Sejak 2014, kerajinan batik Riau digalakkan kembali dengan menggunakan canting dan menambahkan motif-motif baru yang bercorak Melayu. Saat ini, batik tabir dikenal lewat motif kuntum berantai dan kuntum mekar melambai. Warna yang digunakan pada batik tabir cenderung terang, seperti merah, kuning, dan hijau.

Batik Tana Liek atau tanah liat merupakan batik Minangkabau yang bermotif antara lain burung hong dan kuda laut. Seperti namanya, batik yang dulu hanya digunakan oleh para datuk ini diproses menggunakan tanah liat sebagai media perendam. Jadi, kain yang sudah dibubuhi malam direndam dalam air tanah liat selama sepekan. Karena itu, batik Tana Liek pasti berwarna coklat.


Batik Liek (Istimewa)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Motif burung hong juga ditemukan pada motif batik Jambi, yang sudah berkembang sejak abad ke-14. “Batik Jambi terpengaruh oleh budaya Arab, Cina, dan India,” kata Titiek. Saat Kesultanan Jambi berkuasa, batik hanya dipakai oleh para bangsawan. Motif yang cukup terkenal adalah motif kapal angso dan kembang pare. Batik Jambi pernah disebutkan oleh B.M.Goslings dalam artikelnya pada 1928, yang menelusuri jejak perajin batik di Dusun Tengah.


Batik Jambi (Istimewa)


Batik Jambi (Istimewa)

Di Bengkulu, ada dua jenis batik yang terkenal, yaitu batik Besurek, yang bermotif huruf kaligrafi, dan batik ka ga nga, yang bermotif tulisan asli rejang lebong. Motif ini lantas berkembang dengan memasukkan unsur alam, seperti daun teh dan daun kopi. Batik diwo kepahiang, contohnya, yang mengelaborasi aksara rejang, yang berarti kepahiang dengan motif daun teh dan daun kopi. Batik ini menjadi batik resmi Kabupaten Kepahiang.

Meski Palembang dikenal lewat songket, bukan berarti tak memiliki sejarah batik. Jejak batik di tanah Sriwijaya ini sudah ada sejak abad ke-16 akibat hubungannya dengan kerajaan Mataram. Motif batik yang berkembang adalah motif flora dengan dominasi warna merah. Motif yang digunakan dipengaruhi oleh budaya Cina, seperti motif bungo dadar, bungo delimo, dan bungo cino.


Batik Palembang (pinterest.com)


Batik Palembang (Istimewa)

Terakhir, batik Lampung dikenal dengan kain Sebage. Ada 12 motif tradisional kain Sebage, antara lain kembang melur, kembang kaco piring, dan kembang kaweng. Di luar motif ini, ada juga motif lain yang berkembang, yaitu jung atau kapal, gajah, dan pucuk rebung.


Batik Lampung (Istimewa)

Berikut ini beberapa sentra kerajinan batik Sumatera:
1. Lampung: Yosorejo, Metro Timur; dan Karangrejo, Metro Utara
2. Palembang: Kawasan Gede Ing Suro
3. Bengkulu: Kepahiang
4. Sumatera Barat: Solok, Painan
5. Jambi: Desa Pamenang, Rimbo Bujang, Ulu Gedong
6. Riau: Rumbai
7. Sumatera Utara: Bantan, Medan Tembung
8. Aceh: Desa Meunasah

DINI PRAMITA

Berita lainnya:
Menguak Rahasia Awet Muda Wanita Prancis
Dian Sastro Pakai Makeup Saat Olahraga, Amankah?
Anak Mulai Pacaran, Bagaimana Seharusnya Sikap Ayah-Ibu

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

1 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".


Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

2 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat, Ahad, 21 April 2024. Sumber: Instagram @smindrawati
Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.


Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

5 hari lalu

Sejumlah remaja perwakilan dari berbagai daerah berjalan dengan mengenakan busana kolaborasi kebaya, adat, dan batik saat mengikuti pagelaran fesyen Batik Specta Nusantara di Kawasan Cagar Budaya Nasional Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 1 Oktober 2022.  Pagelaran fesyen yang menampilkan 1.000 busana batik nusantara itu sebagai upaya Pemerintah Kota Semarang mendukung Gerakan Peningkatan Produk Dalam Negeri (P3DN) sekaligus dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.


PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

30 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.


Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

32 hari lalu

Batik Ecoprint dari Kampung Brontokusuman Karangkajen Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.


Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

49 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.


KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

56 hari lalu

Ilustrasi Batik. shutterstock.com
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).


Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Vespa Batik. (Foto: Piaggio Indonesia)
Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.


NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

Lancer Evo Batik. (Dok NMAA)
NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.


Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata, ketika menceritakan pengalaman bisnisnya di Rianti Batik Malioboro, Yogyakarta, Selasa, 6 Februari 2024. Pelaku UMKM batik ini berbagi pengalaman mempertahankan bisnis ketika pandemi Covid-19 melanda. TEMPO/Riri Rahayu
Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.