TEMPO.CO, Jakarta - Seakan disadarkan bahwa putri sulungnya telah beranjak remaja. Selepas maghrib, seorang pemuda datang bertandang dan meminta izin untuk mengajak pergi anak gadisnya. Banyak orang tua yang merasa cemas dan ragu menghadapinya.
Orang tua harus lapang hati menghadapi anak yang beranjak remaja. "Jangan berpikir anak akan semakin menjauh dari orang tua," kata psikolog Achsinfina Handayani. Teman dekat anak justru dapat dianggap orang tua sebagai anggota keluarga yang baru.
Idealnya, ketika anak menginjak usia remaja, orang tua memasang mata dan telinga. Hanya, harus disadari, orang tua tak mungkin menjadi polisi selama 24 jam untuk anaknya. Karena itu, orang tua bisa menjadi sahabat untuk anaknya agar bisa melakukan intervensi secara terselubung.
Saat membicarakan konsep berpacaran misalnya, orang tua pun dapat bertanya kepada anak konsep berpacaran versi anak. Orang tua pun bisa menjelaskan konsekuensi jika anak berpacaran.
Masa remaja penuh dengan pengalaman pertama, termasuk berkencan. Setiap orang tua pasti akan merasa cemas ketika anak gadisnya tiba-tiba disadari hendak melakukan kencan dengan teman prianya. Untuk menyiasatinya, Anda dapat menerapkan hal-hal berikut ini:
- Kenali siapa pasangan, orang tua, dan alamat tinggalnya. Si anak pasti akan mengeluh dan merasa tak nyaman, tapi yakinlah semua ini untuk kebaikan semua pihak.
- Pastikan tempat atau lokasi berkencan. Sekadar nonton di bioskop, makan, atau menghadiri acara teman.
- Beri pengertian kepada si anak agar tidak terlalu agresif, baik saat berkomunikasi melalui telepon atau SMS. Pastikan, saat bepergian ke acara tertentu, ada pihak ketiga yang menemani.
- Pastikan si anak berpakaian sopan.
- Buat aturan batas waktu kencan pada malam hari.
Berita lainnya:
9 Ciri Orang Bahagia, Anda Termasuk di Antaranya?
Menjalin Kedekatan Orang Tua dan Anak Remajanya
Kiat Nuniek Tirta Sari Mengajarkan Anak Bersyukur