TEMPO.CO, Jakarta - Karakter orang tua yang berbeda kerap menimbulkan masalah dalam pengasuhan anak. Ibu, misalnya, dicap sebagai tukang marah atau bawel. Sebaliknya, ayah, dipandang sebagai penyelamat oleh anak. Akibatnya, si kecil pun Sikap memilih untuk dekat dengan ayahnya.
Tanpa sadar, perbedaan "peran" tersebut akan membuat anak akan membandingkan antara ayah dan ibunya. Bahkan, anak akan mencari celah untuk menghindari tanggung jawabnya. Anak akan mengeluhkan beban tanggung jawab yang diperolehnya dari salah satu pihak kepada pihak yang lain.
Mengutip laman Empowering Parents, jika hal ini terjadi, usahakan kedua belah pihak saling mendukung keputusan masing-masing. Misalnya, si kecil mengadu pada ayahnya karena sang ibu menyuruhnya membereskan mainan.
Mendengar pengaduan tersebut, ayah sebaiknya tidak membela anak, meskipun (misalnya) tidak setuju dengan perintah yang diberi sang ibu. Tegaskan kepada anak bahwa perintah tersebut merupakan kewajibannya dan merupakan peraturan yang disepakati dalam keluarga.
Hindari mengkritik ataupun bertengkar di depan anak. Sebab, anak bisa membaca komunikasi non-verbal jika orang tuanya saling tidak mendukung pola pengasuhan masing-masing dan akan mendorong anak untuk semakin "memecah-belah" ayah dan ibu. Sebaiknya, diskusikan hal tersebut hanya berdua dengan pasangan.
Berita lainnya:
Tren Gaya Rambut Pria dan Wanita 2017
Kiat Jadi Karyawan Super Produktif di Tempat Kerja
Selusin Alasan Perempuan `Matang` Lebih Menarik buat Lelaki