Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Plus-Minus Penerapan Pola Asuh Anak di Barat dan Asia  

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi wanita mengasuh atau menggendong anak. shutterstock.com
Ilustrasi wanita mengasuh atau menggendong anak. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap anak dilahirkan sama polos. Namun proses tumbuh-kembang anak menjadi kompleks karena dipengaruhi berbagai faktor, seperti genetik, nutrisi, lingkungan, dan pola asuh. Dalam membentuk karakter anak, perbedaan budaya dan pola asuh memiliki peranan besar. Itu sebabnya, karakter anak-anak di Asia berbeda dengan anak-anak di negara Barat.

Psikolog dari Universitas Osnabruck, Jerman, Heidi Keller, mengidentifikasi dua pola asuh berbeda pada orang tua di Asia dan Barat. Pertama, pola asuh proksimal, yakni pola asuh dengan mengedepankan kontak tubuh antara ibu dan anak dalam waktu lama serta konsisten. Kedua, pola asuh distal, yang mengutamakan kontak mata dan komunikasi melalui kata-kata dan ekspresi wajah.

Gaya asuh proksimal identik dengan pola asuh orang tua di Asia. Ibu-ibu di Asia umumnya melakukan kontak tubuh intensif dengan anak, dari lahir sampai setidaknya seusai masa menyusui. Tidur bersama si kecil, mandi bersama, dan menggendong bayi ketika bepergian adalah hal lazim bagi orang tua di Asia. “Pola asuh ini membentuk self-regulation atau kemampuan mengontrol emosi, perilaku, dan perhatian," kata Keller.

Anak-anak dengan pola asuh ini lebih bisa mengikuti instruksi orang dewasa. Keberadaan ibu di sisi mereka (yang selalu memberi perasaan nyaman) membuat anak-anak Asia cenderung lebih tenang. Ibu-ibu di Asia juga dikenal proaktif dalam memahami kebutuhan si kecil. Mereka melakukan apa pun demi menghindari si kecil rewel dan menangis. Ibu-ibu di Asia bisa dikatakan hampir selalu berada bersama bayinya selama dua tahun pertama. Sebuah survei di Jepang bahkan mengungkapkan, ibu-ibu di Jepang umumnya hanya menghabiskan waktu dua jam per minggu tanpa bayi di sisinya.

Kelemahannya, anak-anak Asia tidak pandai menyampaikan emosi, sehingga kerap meluapkan emosi dengan cara yang salah. Mereka juga kurang percaya diri, kurang pandai mengambil keputusan, pasif, dan memiliki ketergantungan yang tinggi pada orang tua. Lantaran terbiasa dilayani, mereka cenderung menunggu kebutuhan mereka dipenuhi alih-alih berusaha mendapatkannya.

Sementara itu, orang tua di Barat umumnya menerapkan pola asuh distal. “Mereka lebih menekankan hubungan dengan kontak mata, ekspresi wajah, dan kata-kata,” ucap Keller. Anak-anak di Barat selalu diperlakukan sebagai seorang manusia, bukan bayi. Cara ini mendorong anak-anak mengenali diri sedini mungkin atau self-recognition.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka melihat diri sebagai “pemain” di dalam lingkungan tertentu serta menyadari bisa memberikan pengaruh dan kontrol di lingkungan itu. Itu sebabnya, anak-anak di Barat lebih percaya diri, ekspresif, berani mengatur, berargumen, dan menyampaikan gagasan.

Masalahnya, anak-anak Barat perlahan menjadi “penguasa” di lingkungannya melalui proses pengenalan diri itu. Mereka menangis dan melakukan apa pun agar keinginannya terpenuhi, juga melanggar aturan yang tidak mereka terima, karena posisi anak dan orang tua setara. Dari kacamata orang Asia, cara anak-anak di Barat memperlakukan orang tua melanggar norma kesopanan.

Tidak ada rumus pasti dalam hal mengasuh anak. Tidak ada pola asuh yang sempurna. Karena itu, sebagai orang tua, Anda sebaiknya terus mempelajari banyak hal dari berbagai budaya dan cara asuh berbeda. Ambillah semua hal positif untuk diterapkan pada pola asuh Anda.

Kombinasi gaya mengasuh proksimal dan distal bisa saling melengkapi. Sisi positif keduanya akan membentuk anak yang mampu mengekspresikan diri dan berani, tapi respek terhadap orang tua dan bisa mematuhi peraturan.

TABLOIDBINTANG.COM

Berita lainnya:
5 Cara Menata Poni Rambut
Roti Selimut, Menu Alternatif Sarapan yang Cepat dan Lezat
Riset: Perempuan dengan Makeup Natural Lebih Bisa Dipercaya


Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

50 hari lalu

Nikita Willy bersama anak pertamanya, Issa Xander Djokosoetono. Foto: Instagram/@nikitawillyofficial94
Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.


Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

50 hari lalu

Ilustrasi ibu bahagia saat mencium anaknya. Foto: Unsplash/Humberto Chavez
Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.


Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

23 Januari 2024

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini. Foto: Canva
Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.


Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

9 Januari 2024

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya. Foto: Canva
Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.


Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

10 Desember 2023

Ilustrasi anak memandang pohon Natal. Unsplash.com/Greg Rosenke
Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?


Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

28 November 2023

Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com
Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.


4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

23 November 2023

www.graphics.iparenting.com
4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini


Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

20 November 2023

Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang
Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.


5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

27 September 2023

Ilustrasi anak dan orang tua melakukan kegiatan seru. Freepik.com/Jcomp
5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.


Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

30 Agustus 2023

Ilustrasi keluarga. (Pexels/William Fortunato)
Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

Kenali pola parenting asah, asih, asuh yang wajib dipenuhi orang tua pada anak dan manfaatnya kini dan kelak.