TEMPO.CO, Jakarta - Saat sedang haid, umumnya wanita akan mengalami sindrom rasa malas. Tubuh terasa lemas, sehingga mau beraktivitas begini dan begitu rasanya seperti tak bertenaga. Jangankan mengerjakan tugas berat, terkadang untuk beranjak ke toilet guna mengganti pembalut saja rasanya tubuh terlalu lesu.
Tapi tentu saja mengganti pembalut saat haid itu perlu. Bahkan sebaiknya tak perlu menunggu sampai daya tampung pembalut habis. Tidak hanya karena rawan “tembus”, tapi juga lantaran adanya bahaya kimia yang mengintai dan mengancam kesehatan.
Pembalut memiliki kandungan gel selulosa yang dapat menyebabkan infeksi bila Anda tidak rajin menggantinya. Bahan gel itu juga yang memicu kanker serviks yang mengancam wanita, apalagi kalau sudah tercampur darah haid.
Karena itu, meski banyak merek pembalut yang aman dan terpercaya, tak menutup kemungkinan pembalut itu mengandung dua jenis bahan kimia, seperti dioksin dan rayon. Zat tersebut biasa digunakan sebagai pemutih yang bisa memicu racun yang merusak sistem kekebalan tubuh dan gangguan kesehatan pada alat reproduksi wanita.
Dampak negatif lain bila Anda tidak mengganti pembalut setiap tiga jam sekali adalah timbulnya benjolan pada daerah kewanitaan yang mungkin menyebabkan iritasi dan infeksi lain.
Untuk itu, penting bagi wanita untuk menjaga kebersihan area kewanitaan, terutama saat haid. Hindari kelembapan di sekitar organ intim.
Jangan lupa mengganti pembalut tiap tiga jam sekali agar penyerapan pembalut maksimal dan meminimalkan masalah gangguan pada reproduksi wanita.
TABLOIDBINTANG
Berita lainnya:
Yule Log Cake, Hidangan Legendaris Natal
Hindari 5 Kesalahan dalam Mengolah Pasta
Sedang Booming, Mandi Ala Ratu Maroko