TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua seringkali merasa malu jika anaknya mengeluarkan kata-kata umpatan. Jangan marah apalagi menertawakannya. Anak menirukan apa yang dilihat dan didengarnya.
Rasanya sungguh tak masuk akal jika anak usia di bawah lima tahun (balita) sudah mengucapkan kata-kata yang kurang sopan. Dari mana mereka mendengar kalimat-kalimat yang tak pantas itu padahal orang tuanya di rumah cukup berpendidikan dan tak pernah sekali pun mengucapkan kata-kata bernada tidak sopan di depan mereka.
Menurut psikolog anak dari Universitas Tarumanagara, Yulia Suryanggana, anak-anak memang memiliki sifat alamiah menirukan apa yang dilihat dan didengarnya, terlebih balita. "Mereka gemar meniru apa pun," kata Yulia.
Biasanya ada banyak hal yang bisa mereka tiru. Yulia menyebutkan, tayangan di televisi adalah yang utama, baik kekerasan, berita, film, sinetron, maupun cerita mistik. Misalnya adegan ibu tiri mengumpat anak tirinya atau seseorang memukuli rekannya.
Yulia melanjutkan, ada anak usia pra-taman kanak-kanak yang telah fasih mengumpat karena meniru program di televisi. "Bahkan ada anak kelas I SD yang menulis surat berisi hal-hal yang merangsang dan menyebut bagian genital tubuh," katanya.
Tak hanya tayangan di televisi, lingkungan sekitar pun menjadi salah satu 'ladang' paling menarik untuk ditiru anak-anak. Seperti obrolan kedua orang tua atau ucapan yang keluar dari mulut pembantu atau pengasuhnya. Layaknya orang dewasa, anak kecil pun merasa bangga jika mereka bisa menirukan ucapan-ucapan orang dewasa yang tak dimengerti artinya.
Yulia juga menyarankan agar orang tua sebisa mungkin mendampingi anak-anaknya saat menonton televisi. Sehingga mereka bisa memberikan nasihat kepada anak-anak mana yang baik ditiru dan mana yang tidak. Kalau tak mampu mendampingi, tutur dia, sebaiknya keluarga menonton tayangan televisi yang berisi program pendidikan keluarga, misalnya serial The Cosby Show, yang pernah ditayangkan.
"Sayangnya, kini sudah tak ada lagi tayangan keluarga yang mendidik," kata penulis beberapa buku panduan psikologi ini. Satu hal lagi yang ditekankan oleh Yulia, "Jangan pernah menertawakan seorang anak jika dia baru saja selesai mengumpat."
Sebab, si anak akan berpikir bahwa apa yang telah dilakukannya adalah sebuah hal yang lucu atau baik. Jika ini terjadi, jangan heran jika suatu saat nanti anak Anda kembali mengumpat.
Berita lainnya:
Tahapan Ketika Mengecat Rambut Sendiri di Rumah
Rutin USG Mengganggu Kehamilan? Cek Dulu Faktanya
Katering Online, Peluang Bisnis Menyasar Orang Sibuk