TEMPO.CO, Jakarta - Kanker usus besar bisa diidap segala usia, terutama yang berumur di atas 50 tahun. Menurut dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan gastroenterologi-hepatologi, L. A. Lesmana, penderita kanker usus besar biasanya akan merasakan gejala yang mirip dengan penyakit wasir, seperti mengalami pendarahan ketika buang air besar.
Untuk mengetahui seseorang terkena kanker usus besar, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan sederhana dengan cara mengecek kondisi anus pasien guna melihat adanya pembengkakan. Pemeriksaan tersebut juga bisa menggunakan alat berbentuk selang kecil yang dilengkapi lampu dan kamera di ujungnya, yang disebut sigmoidoskopi.
Alat yang tersambung dengan monitor tersebut dimasukkan ke usus besar melalui anus. Lewat monitor, dokter bisa melihat apakah ada tanda-tanda kanker usus besar. Selain sigmoidoskopi, juga ada beberapa pemeriksaan lain yang dapat dilakukan, yakni kolonoskopi, barium x-ray, dan PET scan.
Untuk kolonoskopi, proses pemeriksaan hampir sama dengan sigmoidoskopi, tetapi selang yang digunakan lebih panjang sehingga mampu menjangkau usus besar lebih dalam. Biasanya, prosedur menggunakan kolonoskopi berlangsung selama 30-60 menit tanpa rasa sakit.
Jika menggunakan barium x-ray, pasien harus meminum cairan yang mengandung barium sebelum dilakukannya foto sinar x. Sementara itu, PET scan dapat menentukan stadium kanker dan melihat penyebaran penyakit tersebut. Untuk pengobatan, seperti kanker pada umumnya, pilihan utama untuk kanker usus besar adalah operasi, kemoterapi, dan radiasi. Ada dua jenis operasi yaitu open colectomy dan laparoskop colectomy.
Pada open colectomy, perut akan dibedah untuk mengambil bagian yang terkena kanker, sedangkan pada laparoskop colectomy, dokter hanya membuat sayatan kecil kemudian memanfaatkan kamera dan alat operasi melalui sayatan tersebut.
Kanker usus besar adalah jenis kanker yang menyerang bagian terakhir pada sistem pencernaan manusia. Sebagian besar kasusnya diawali dengan pembentukan gumpalan-gumpalan berukuran kecil dan seiring berjalannya waktu terus menyebar tak terkendali.
Selain itu, ada beberapa perubahan yang terjadi berkaitan dengan kebiasaan buang air besar, di antaranya terjadi diare, susah buang air besar atau sembelit selama beberapa minggu karena adanya benjolan yang menyebabkan kotoran sulit lewat, ukuran feses secara konsisten lebih kecil dari biasanya, dan buang air besar terasa tidak tuntas.
Artikel lain:
7 Tip Atasi Mata Kering
Kotoran Mata Keluar Terus, Cari Tahu Apa Penyebabnya
Cerita Cinta Gita Sjahrir tentang Sepeda Statis Dalam Ruangan